Jakarta, Kompas - Daftar Warisan Dunia Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa bertambah panjang dengan masuknya 2 warisan alam dunia dan 11 situs warisan budaya dunia. Dengan demikian, total terdapat 890 situs warisan dunia yang tersebar di 148 negara.
Adapun satu situs keluar dari daftar, yakni Dresden Elbe Valley di Jerman. Situs tersebut dipindahkan dari daftar warisan budaya dunia lantaran terdapat pembangunan baru di situs itu.
Situs-situs yang ditambahkan ke dalam daftar warisan dunia tersebut, seperti diumumkan UNESCO melalui situs resmi http://whc.unesco.org, adalah dua warisan alam, yakni
Laut Wadden (Jerman) dan Pegunungan Dolomites (Italia). Adapun 11 warisan budaya ialah Rumah Stoclet (Belgia), Runtuhan Loropeni (Burkina Faso), Pusat Kota Bersejarah Cidade Velha (Cape Verde), Gunung Suci Wutai (China), Sistem Hidrolik Bersejarah Shushtar (Iran), Pegunungan Suci Sulamain (Kirgistan), Kota Suci Caral-Supe (Peru), Makam Kerajaan Dinasti Joseon (Korea), Menara Hercules (Spanyol), La Chaux-de-Fond (Swisterland), serta Akuaduk dan Kanal Pontcysyllte (Inggris).
Di Indonesia terdapat tujuh situs yang sudah masuk daftar tersebut, yaitu Borobudur, Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Lorentz, Candi Prambanan, Sangiran, hutan tropis Sumatera, dan Taman Nasional Ujung Kulon. Tahun ini tidak ada tambahan situs dari Indonesia.
Penambahan situs-situs tersebut diputuskan dalam pertemuan Komite World Heritage Ke-33 yang dipimpin oleh Maria Jesus San Segundo, Ambassador and Permanent Delegates of Spain untuk UNESCO. Sidang komite itu selesai akhir Juni lalu.
Dengan masuk daftar sebagai warisan budaya dan alam dunia, masyarakat internasional ikut membantu pelestarian situs itu. Terdapat pula kemungkinan mendapatkan bantuan biaya perawatan rutin. Penetapan tersebut juga mengangkat citra dan promosi pariwisata secara internasional. Penetapan sebagai warisan dunia memiliki kriteria tertentu, antara lain terkait isi, makna, proses, dampak, dan segi keindahan situs yang akan dijadikan warisan dunia tersebut.(whc.unesco.org/INE)
Sumber: Kompas, Senin, 13 Juli 2009
No comments:
Post a Comment