Jakarta, Kompas - Wartawan Kompas, Ahmad Arif dan C Wahyu Haryo PS, meraih penghargaan Mochtar Lubis Award 2009 untuk kategori penulisan feature dengan karya ”Jejak Hitam di Jalan Sutra”. Pemberian penghargaan berupa uang Rp 50 juta dan piala diserahkan Kamis (23/7) malam.
Redaktur Pelaksana Harian Kompas Budiman Tanuredjo menerima piagam dan hadiah dari Iwan Lubis (kiri), mewakili Ahmad Arif dan C Wahyu Haryo PS yang berhasil memenangi Mochtar Lubis Award 2009 kategori penulisan feature dengan judul Jejak Hitam di Jalan Sutra. (KOMPAS/AGUS SUSANTO)
Direktur Program Mochtar Lubis Award Ignatius Haryanto dalam sambutannya mengatakan, penghargaan tersebut diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas karya para jurnalis di Indonesia. Pemberian penghargaan disertai kegiatan lain, seperti pendokumentasian karya finalis dan pemenang, serta kunjungan ke sejumlah kampus untuk menyebarkan buku kumpulan karya jurnalis.
Mochtar Lubis Award yang diberikan pada tahun kedua ini mendapat sambutan baik karena memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menikmati karya-karya jurnalistik terbaik.
Penerima penghargaan
Selain wartawan Kompas, penghargaan juga diberikan untuk kategori liputan terkait pelayanan publik berjudul ”Akal- akalan Biaya Admin Listrik” karya Nunuy Nurhayati, Philipus Parera, dan Yosep Suprayogi dari harian Republika.
Pemenang kategori foto jurnalistik jatuh kepada Boy T Harjanto dari harian Indopos. Adapun Alan Maulana dan rekan-rekannya memperoleh penghargaan kategori liputan mendalam bagi wartawan televisi dengan karya Skandal Limbah PMI yang disiarkan Astro Awani.
Untuk kategori liputan investigasi, pemenangnya Yuliawati dan rekan-rekannya dari majalah Tempo dengan tulisan ”Panen Musim Gugur”.
Penerima Fellowship 2009 adalah Widiyanto, Samiaji Bintang, dan Ronny Zakaria dengan proposal Tragedi Kematian di Panti Laras: Menyingkap Meninggalnya Ratusan Pasien Gangguan Jiwa di Panti Laras Jakarta.
Ignatius mengatakan, ajang itu diharapkan berkontribusi membangun dan mendorong lahirnya wartawan yang lebih unggul dalam menjalankan profesinya, semakin etis, dan memelihara idealisme tertentu di dalam industri media nantinya. (INE)
Sumber: Kompas, Jumat, 24 Juli 2009
No comments:
Post a Comment