Friday, October 02, 2009

Museum Gunung Merapi Diresmikan

[YOGYAKARTA] Museum Gunung Merapi (MGM) yang dibangun selama empat tahun di di Dusun Banteng, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta diresmikan pada Kamis (1/10).

Pengunjung Museum Gunung Merapi yang baru diresmikan pada Kamis (1/10) menyaksikan replika Gunung Merapi yang mampu dioperasi0nalkan sesuai dengan model erupsi tahun 1969, 1994, dan 2006. (sp/fuska sani evani)

Museum yang menempati lahan seluas 3,5 hektare dengan luas bangunan 4.470 meter persegi yang terdiri dari dua lantai. Museum patungan pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten itu dimaksudkan sebagai wahana informasi, penelitian, pendidikan, dan wisata tentang kegunungapian.

Dihadiri oleh Kepala Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral R Sukyar mewakili Menteri ESDM, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Departemen ESDM Dr Surono, Asisten I Pemprov DIY Tavip Agus Rayanto, dan Wakil Bupati Sleman Sri Purnomo, museum ini baru dibuka untuk publik mulai pekan depan.

Dalam sambutan yang dibacakan Sukyar, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro menyebutkan, MGM akan dijadikan sebagai sarana pendidikan masyarakat tentang kegunungapian, juga sebagai upaya mitigasi bencana. Hal itu menjadi sangat penting bagi Indonesia mengingat terdapat 500 gunung berapi di negeri ini, di mana 129 berstatus aktif. Jumlah itu mencakup 13 persen dari total gunung api aktif di dunia.

Sedangkan, Sri Purnomo mengatakan, MGM akan menjadi aset baru yang penting untuk mengembangkan pendidikan dan pariwisata di Sleman. Pada tahun 2010, pengelolaan MGM akan dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sleman.

Dijelaskan Ketua Adhoc Pengelola MGM, Singgih Sudibyo SH, setelah diresmikan, operasional MGM diserahkan ke Pemkab Sleman dan saat ini sistem dan penyelenggaraannya sedang digodok, termasuk berapa tiket masuknya.

Museum tersebut berisi diorama Gunung Merapi, foto-foto Gunung Merapi, foto awan panas, batu-batuan Merapi dari berbagai erupsi, foto erupsi Merapi dari tahun 1900 sampai dengan 2007, dan batu Bom Gunung Merapi atau Vulcanic Bomb.

"Bom gunung api ini adalah batuan pijar berdiameter lebih besar 65 mm yang terbentuk dari lontaran material letusan merapi. Terjadi proses pendinginan yang cepat sebelum mencapai permukaan bumi. Bom Gunung api dapat terlontarkan beberapa kilometer dari sumber letusan dan sering menghasilkan bentuk aerodinamis," terangnya.

Selain itu, juga dipajang barang-barang milik masyarakat yang tinggal di kawasan wisata Kaliadem, khususnya korban lava panas erupsi Merapi tahun 2006 lalu seperti wajan, panci, piring dan alat masak lainnya. Termasuk sepeda motor korban erupsi Gunung Merapi yang tewas di bunker Kaliadem 14 Juni 2006. [152]

Sumber: Suara Pembaruan, Jumat, 2 Oktober 2009

No comments: