Wednesday, October 28, 2009

[Sumpah Pemuda] Pemuda Saatnya Mandiri

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Para pemodal asing praktis menguasai ekonomi dan politik Indonesia. Untuk itu, para pemuda harus bersikap mandiri guna menghindari ketergantungan pada asing.

Demikian dikemukakan 100-an mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Parlemen Jalanan (APJ) saat mengenang peringatan Hari Sumpah Pemuda di Tugu Adipura, Bandar Lampung, Selasa (27-10).

Selain menggelar orasi, APJ juga mementaskan musik yang dinyanyikan para pengamen jalanan dan pembacaan puisi. APJ merupakan gabungan dari beberapa lembaga kemahasiswaan seperti Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), dan Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI).

Kemandirian Indonesia masih dipegang para pengusaha, pihak asing seperti World Trade Organization dan Bank Dunia. "Sudah saatnya pemuda mengambil peran untuk menujudkan kemandirian," kata Ketua LMND Bandar Lampung Dewa Putu Adi Wibawa.

Dewa Putu mengatakan bukti bahwa Indonesia masih didikte pihak asing adalah adanya privatisasi pendidikan, listrik, penguasaan aset nasional, dan gaji buruh yang murah. Liberaliasi ekonomi, kata Dewa, yang terjadi di Indonesia karena tekanan modal asing. Demikian pula gaji buruh yang sangat murah adalah kehendak pemodal asing. "Sampai hari ini, gaji buruh di Lampung belum memenuhi standar kehidupan yang layak," kata dia.

Dewa menilai pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono terlalu lemah dengan modal asing. SBY tidak berani untuk menentang kehendak asing sehingga kebijakan yang diambil berpihak kepada kepentingan asing. Menurut Dewa, pemuda saat banyak yang tidak sadar bahwa bangsa Indonesia masih dijajah secara ekonomi dan poltik. Pemuda masih belum paham bahwa kekuatan asing masih mendikte Indonesia. "Kalau kekuatan politik yang lain tidak sanggup bergerak, kami pemuda dan mahasiswa akan menjadi oposisi bagi pemerintah," kata Dewa.

Sementara itu, Ketua KAMMI Lampung Hadi Kurnidi mengatakan pemuda berperan dalam perbaikan pemerintahan. Pemuda juga akan berperan dalam pemantauan pemilihan kepala daerah dan isu-isu kerakyatan.

Hadi menilai pemerintah SBY tidak akan mandiri selama masih bergantung kepada pihak asing. Kabinet SBY yang baru dibentuk juga banyak diisi kepentingan Amerika Serikat.

Mahasiswa dan pemuda, ujar dia, harus mengambil sikap oposisi terhadap pemerintah. "Mahasiswa harus menjadi kekuatan alternatif untuk menyokong kekuatan di luar parlemen," kata dia.

Ia tidak menginginkan agar perayaan Sumpah Pemuda menjadi sekadar acara seremoni. Harus ada kelanjutan dari perayaan Sumpah Pemuda. "APJ akan terus mengsusung isu-isu kerakyatan," ujarnya.

Menurut Hadi, Sumpah Pemuda harus dijadikan sebagai momentum untuk kembali mengambil seperti para pemuda di zaman perjuangan kemerdekaan tahun 1928. Pemuda saat ini sudah terlena dengan gaya hidup modern dan hedonis sehingga membuat potensi tidak optimal. "Pemuda harus mampu mengoptimalkan potensi," ujar dia. n MG2/U-1

Sumber: Lampung Post, Rabu, 28 Oktober 2009

No comments: