Karyanya Kerap Disensor Pemerintah
Jakarta, Rabu - Herta Mueller (56), penulis asal Jerman, meraih hadiah Nobel Sastra 2009 yang diumumkan tim juri di Stockholm, Swedia, Kamis (8/10). Tim juri menilai karya-karya Mueller menggambarkan secara kritis penindasan dan penghinaan oleh rezim komunis Nicolae Ceausescu.
Kemenangan Mueller ini seakan dukungan terhadap perayaan 20 tahun kejatuhan komunis.
Juri menilai penulis perempuan kelahiran Romania itu sebagai penulis yang dengan kekuatan sajak serta kejujuran prosanya menggambarkan penindasan yang sangat kejam kediktatoran suatu rezim.
Mueller yang lahir di Romania memulai debutnya sebagai penulis tahun 1982 dengan menerbitkan kumpulan cerita pendek bertajuk Niederungen atau Titik Terendah. Di situ dikisahkan kekerasan hidup di sebuah kota yang warganya berbahasa Jerman di Romania. Namun, karyanya itu disensor pemerintah komunis.
Dua tahun kemudian, versi yang tidak disensor diselundupkan ke Jerman. Tulisan itu dipublikasikan dan dibaca banyak orang.
Pada saat yang sama, Mueller menerbitkan Oppressive Tango di Romania. Namun, penerbitan itu dilarang karena kekritisannya terhadap kediktatoran pemerintahan Nicolae Ceausescu.
”Dengan memberikan penghargaan kepada Herta Mueller, komite mengakui sikap seorang penulis yang menolak sisi tak berperikemanusiaan dari rezim komunis,” kata Michael Krueger, pemimpin penerbitan Hanser Verlag yang menerbitkan buku Mueller.
Latar belakang kehidupan Mueller memang tidak lepas dari kekejaman rezim komunis. Ibunya sempat dikirim selama lima tahun sejak 1945 ke kamp tahanan di Uni Soviet.
Mueller awalnya bekerja sebagai penerjemah di perusahaan mesin tahun 1977-1979. Dia dipecat karena menolak menjadi pemberi informasi bagi polisi rahasia. Mueller meninggalkan Romania bersama suaminya, Richard Wagner, pada tahun 1987 dan hidup di Jerman. Mueller merupakan perempuan ke-12 yang menerima Nobel Sastra.(AFP/REUTERS/AP/ELN)
Sumber: Kompas, Jumat, 9 Oktober 2009
No comments:
Post a Comment