Tuesday, August 11, 2009

Peninggalan Bersejarah:Puluhan Arca Zaman Megalitikum Raib

Poso, Kompas - Sedikitnya 60 dari sekitar 1.000 arca peninggalan zaman megalitikum di enam kecamatan di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, hilang. Pelaku diduga mencuri arca-arca itu saat konflik sosial melanda Poso tahun 1998-2006. Sebagian arca diduga berada di luar pulau, bahkan sudah ada yang dibeli kolektor asal Amerika Serikat dan Eropa.

Hal tersebut dikatakan Bupati Poso Piet Inkiriwang serta Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Poso Hendrik Tauro. Keduanya mengatakan hal itu secara terpisah di sela-sela Festival Danau Poso XII yang berlangsung di Tentena, 8-11 Agustus 2009.

Hendrik Tauro mengatakan, berdasarkan data sementara, diperkirakan lebih dari 60 arca hilang. Data terakhir Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebelum kerusuhan, jumlah arca berkisar 1.000 yang tersebar di desa-desa terpencil di Kecamatan Lore Utara, Lore Timur, Lore Selatan, Lore Barat, Lore Tengah, dan Lore Teore. Kecamatan-kecamatan tersebut berada di perbatasan Kabupaten Poso dan Donggala. Sebagian kecil lokasi arca atau situs sejarah ini berada di Taman Nasional Lore Lindu.

”Arca-arca ini baru kami ketahui hilang pada akhir 2008. Kami pernah mencoba melakukan investigasi dan diketahui sejumlah arca berada di Bali. Bahkan, dari informan di Bali kami memperoleh informasi bahwa sebuah arca dibeli seorang wisatawan asal Perancis dengan harga Rp 500 juta,” ujar Hendrik.

Menurut Hendrik, arca-arca yang tersebar di enam kecamatan di Poso adalah peninggalan zaman megalitikum atau zaman batu. Bentuk arca umumnya manusia, lesung, peralatan bertani, pemujaan, penguburan, hingga peralatan rumah tangga.

Dalam sejumlah penelitian, keberadaan arca ini dipercaya sebagai salah satu bukti keberadaan manusia pertama yang bermukim di Sulawesi Tengah, khususnya di Lembah Lore. Umunnya arca-arca ini berada dekat permukiman penduduk. Selain arca yang ada saat ini, diperkirakan masih banyak arca lain dengan berbagai bentuk dan bahan yang masih tertimbun di dalam tanah.

”Penyelidikan soal hilangnya arca ini masih terus dilakukan. Di sisi lain, kami terus memantau agar arca yang masih ada tidak hilang,” ungkap Hendrik Tauro.

(REN)

Sumber: Kompas, Selasa, 11 Agustus 2009

No comments: