Judul Buku : Leksikon Sastra Riau
Penyusun : Husnu Abadi dan M.Badri
Penerbit : Universitas Islam Riau dan Badan Kerja Sama Kesenian Indonesia Riau
Cetakan : Januari 2009
Tebal : 154 + ix halaman
BUKU rujukan tentang sastrawan dan karya sastranya di Indonesia tidak banyak. Ernst Ullich Krastz, dosen di School of Oriental and African Studies, University of London, menyusun buku Bibliografi Karya Sastra Indonesia dalam Majalah berupa catatan tentang karya drama, prosa, dan puisi (Gadjah Mada University Press, 1989). Catatan yang dibuat Kratz melingkupi karya sastra yang terbit di dalam majalah (bukan buku dan koran) yang terbit antara 1920-1980.
Pamusuk Eneste menulis buku sejenis berisi nama pengarang dan karyanya, termasuk karya terjemahan: Buku Pintar Sastra Indonesia (Gramedia, 1981, dan Kompas, 2001). Suhendra Yusuf juga menyusun buku serupa (Mandar Maju, 1995), sedangkan Hasanuddin W.S. menyusun Ensiklopedia Sastra Indonesia yang diterbitkan di Bandung (Titian Ilmu, 2004).
Sesudah itu, tercatat Korrie Layun Rampan menerbitkan Leksikon Susastra Indonesia (Balai Pustaka, 2000) yang memuat nama sastrawan dan riwayat hidup serta karyanya, sebagian besar disertai foto pengarang.
Kerja keras para penyusun buku tersebut sangat patut diacungi jempol walau ketika bukunya terbit pasti akan ketinggalan zaman karena membanjirnya karya sastra di seluruh pelosok Indonesia. Buku-buku rujukan tersebut selalu memerlukan pemutakhiran data, namun diragukan ada penerbit yang mau menerbitkannya.
Buku Leksikon Sastra Riau memuat informasi mengenai 173 sastrawan yang lahir di Riau atau tinggal di Riau dan berkarya di Riau. Kebanyakan memuat nama, tanggal, dan tempat lahir (bahkan sebagian menyertakan alamat pos serta alamat e-mail serta nomor HP si sastrawan) dan sejumlah karya sastranya. Buku disusun sesuai abjad dengan aturan Indonesia (tidak mengikuti aturan Inggris yang menulis last name lebih dulu). Panjang informasi mengenai pengarang bervariasi, mulai beberapa baris seperti Ahmad Rodhi yanga hanya tiga baris, Taufik Ikram Jamil yang satu setengah halaman, Sutardji Calzoum Bachri hampir dua halaman, hingga Hasan Junus yang dua setengah halaman.
Uniknya, buku itu juga dilampiri sejumlah halaman depan sebagai bukti otentik mengenai kegiatan penerbitan buku sastra di Riau yang dilakukan Universitas Islam Riau, BKKI Riau, Yayasan Sagang, Bengkel Teater Bersama dan Harian Riau Pos, serta penerbit-penerbit buku lain. Itu menandakan kehidupan penerbitan buku di Riau cukup marak. Namun, tentu saja buku tersebut bukan tanpa cacat. Di dalam dokumentasi halaman buku terlihat buku novel Bulang Cahaya karya Rida K. Liamsi (Yayasan Sagang dan JPBooks), namun ternyata nama Rida yang juga menulis kumpulan puisi Tempuling serta Perjalanan Kelekatu tidak tercantum di dalam buku itu. Rida K. Liamsi yang kebetulan CEO Riau Pos Group adalah sastrawan yang cukup aktif menulis dan memberikan ceramah sastra di berbagai tempat.
Melihat aktivitas sastrawan Riau yang tergambar pada pemuatan karya sastra mereka di Riau Pos dan koran-koran lain di Sumatera, tentunya jumlah 173 pengarang belumlah lengkap. Namun, setipis apa pun, buku itu sangat diperlukan untuk referensi.
Lantas bagaimana dengan Jatim yang penuh tokoh-tokoh sastra, baik yang sudah almarhum, sepuh, maupun sastrawan muda? Waktu menyusun bukunya, Kratz merujuk pada koleksi Soeripan Sadhi Hoetomo, sastrawan yang sangat aktif menulis artikel sastra dan kemudian mencurahkan perhatiannya pada sastra Jawa. Jatim punya Suparto Brata, Budi Darma, dan Zawawi Imron pada deretan sastrawan sepuh. Lalu, sastrawan separo baya seperti Shoim Anwar, lebih muda lagi ada Lan Fang.
Sedangkan yang almarhum, ada Totilawati dan Gatut Kusumo. Ada pula nama Agus Sunyoto, mantan pewarta Jawa Pos yang sangat produktif menulis buku, dan banyak lagi lainnya. Ratusan sastrawan yang masih hidup dan sudah almarhum berkiprah di Jatim sehingga pasti akan menjadi buku yang tebal dan sangat informatif. Tetapi, siapa yang mau mengerjakan dan menerbitkannya? (*)
Sunaryono Basuki Ks, Pencinta buku tinggal di Singaraja
Sumber: Jawa Pos, Minggu, 30 Agustus 2009 ]
No comments:
Post a Comment