Sunday, August 30, 2009

Malaysia Ingin Jadi Induk Budaya Melayu

Harus ada langkah konkrit menyusun strategi kebudayaan yang baik.

MALAYSIA dinilai berniat mendeklarasikan diri sebagai induk kebudayaan melayu di Asia Tenggara. Koordinator Penggiat Komunitas Nusantara, Bondan Gunawan mengatakan, secara perlahan tapi pasti, Malaysia membeli karya sastra dan seni dari daerah-daerah di Indonesia yang kuat akar melayunya, seperti Riau.

"Naskah-naskah kuno dibeli dengan iming-iming uang," kata dalam diskusi bertajuk "Menjaga Bumi dan Budaya Indonesia" di Jakarta, Sabtu (29/8). Secara terang-terangan, negeri jiran itu juga telah mengklaim beberapa seni milik Indonesia, seperti Tari Pendet dari Bali, Reog Ponorogo, dan lagu daerah Maluku, Rasa Sayange.

Bahkan, dua hari lalu, Lokananta, sebuah perusahaan rekaman milik negara meyakinkan lagu kebangsaan Malaysia, Negaraku, menjiplak lagu milik Indonesia, Terang Bulan. Belakangan juga muncul plesetan lagu Indonesia Raya dari situs internet. Bondan menyimpulkan, Malaysia secara tidak resmi sudah menabuh genderang perang budaya.

Langkahnya pun tidak main-main agar mewujudkan pusat budaya Melayu. "Benar-benar dikaji secara serius secara keilmuan," kata mantan Menteri Sekretaris Negara jaman Gus Dur itu. Kerap kali, Malaysia mengadakan seminar maupun simposium internasional untuk mengkaji budaya Melayu. Tak heran jika nantinya masyarakat internasional menganggap budaya tersebut memang asal Malaysia.

Sebaliknya, gerakan Malaysia belum diimbangi kemauan politik yang kuat dari Indonesia untuk melawannya. Pemerintah belum mampu meningkatkan nilai-nilai yang dimiliki untuk menjadi sebuah kesadaran nasional.

"Belum ada strategi menjaga kebudayaan yang baik," kata dia. Hal senada diungkapkan Budayawan Sujiwo Tejo. Dia melihat, pemerintah baru bereaksi ketika ada budaya yang diklaim. Pemerintah terlihat percaya diri karena yakin kebudayaan yang diklaim asli Indonesia, tanpa merawat dan memperhatikan budaya-budaya yang ada secara benar.

Wakil Ketua Komisi I DPR Yusron Ihza Mahendra mendesak pemerintah punya langkah konkret meningkatkan pembangunan dan promosi pariwisata. "Karena pariwisata yang mumpuni bisa menjaga budaya yang dimiliki," katanya. Tak hanya itu, pariwisata juga bisa mendatangkan pendapatan.

Yusron mengakui, tidak mudah mewujudkannya. Terlebih anggaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata hanya sekitar Rp600-800 miliar. "Modal kekayaan alam dan budaya saja tidak cukup, strategi promosi dan anggarannya mesti memadai," kata dia.

Pendapat sektor pariwisata di Indonesia, katanya, baru menyumbang 1,2 persen dari produk domestik bruto. Bandingkan dengan Malaysia sumbangannya mencapai 10,2 persen pendapatan negara.

Hapus topic.com

Di Padang, Sumatera Barat, Menteri Komunikasi dan Informatika M Nuh mendesak pengelola situs topic.com di Amerika Serikat me-remove (membuang) Malaysia. Forum yang isinya melecehkan Indonesia dan memancing emosi anak bangsa.

"Saya sudah cek ke IP situ topic.com di AS dan meminta adminnya untuk meremove isi Malaysia Forum yang nada-nadanya melecehkan bangsa dan negara Indonesia," kata M Nuh, Sabtu (30/8). Desakan M Nuh ini terkait pelesetan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dilansir dari topic.com telah memicu kemarahan anak bangsa karena pelesetan itu sudah sangat keterlaluan.

n Adhitya Cahya Utama/Adrian Tuswandi


Sumber: Jurnal Nasional, Minggu, 30 Agustus 2009 ]

No comments: