Sunday, February 26, 2012

[Jejak] M Yazid bin Tomel, Maestro Tari Zapin Indonesia

M YAZID bin Tomel adalah maestro tari zapin Indonesia asal Riau yang telah menghabiskan sebagian besar usianya untuk mengabdikan diri mengembangkan seni tari zapin. Lahir di Desa Latak Bengkalis pada 31 Desember 1931 dan wafat pada usia 79 tahun, Kamis 23 September 2010 di RSUD Grand Hospital Bengkalis.

M Yazid belajar tari zapin sejak kanak-anak dan telah berhasil pula menemukan 20-an bunga dan pecahan zapin. Bunga dan pecahan zapin secara umum saja hanya 12 tapi M Yazid telah mengambangkan lebih jauh lagi. Artinya, almarhum tidak hanya melestarikan tapi mengembangkan secara baik. Salah satu bunga atau pecahan yang diciptakannya adalah ‘’Cino Buto’’ (Cina Buta). Ditarikan dua orang atau dua pasang yang tetap dimainkan di sanggarnya yakni Sanggar Yanurbih.

Sang maestro ini meninggalkan tujuh anak dan 36 cucu. Sedang istrinya, Asnah binti Usman telah mendahuluinya dua bulan sebelum kepergiannya. Menurut Ahmad, anak Yazid, sepanjang hidupnya, almarhum telah mendapatkan berbagai penghargaan dari tingkat nasional, provinsi hingga kabupaten. Hanya saja, perhatian padanya, semasa hidup, terbilang minim.

Tokoh zapin yang begitu sederhana dan tabah menghadapi kehidupan itu memberikan banyak pencerahan di sini, bahkan bangsa ini. Menurutnya, almarhum akan selalu dikenang, bersama karya-karya terbaiknya hingga akhir zaman.

Para pakar zapin Riau seperti Nurdin (Siak) dan M Yazid bin Tomel adalah pakar zapin yang menciptakan gerak aneh atau tidak biasa. Pernah dimanfaatkan oleh ASKI Padangpanjang (Sumbar), mengajar di sana dan ilmu itu sudah dicatat di sana. Begitulah orang lain menghargai kesenian. Bahkan banyak seniman semasanya mengatakan, pemerintah tak pernah menghargai itu dari Tengku Nurdin hingga M Yazid. Almarhum sendiri pernah mengajar di Akademi Kesenian Melayu Riau (AKMR). Berdedikasi cukup baik hingga akhir hayatnya dan tak pernah bicara budget saat meneruskan ilmunya yang mahal tersebut.

Bahkan Tom Ibnur (tokoh tari Indonesia) mengatakan, M Yazid mendapat gelar maestro zapin di penghujung usianya. M Yazid adalah guru, tokoh dan sosok tak tergantikan. M Yazid membanggakan Melayu. M Yazid, menyemai, menumbuhkan dan memelihara zapin tanpa pamrih karena kecintaan yang mendalam. Kesadarannya akan pentingnya khazanah Melayu sebagai warisan yang sangat berharga ke masa depan.

Penghargaan yang diberikan langsung wakil presiden, pada 23 Juli 2010. Waktu itu kondisi juga sudah sakit-sakitan. Uang itu bisa mengobati penyakit istrinya, dari duit penghargaan itu. Namun 25 Juli istrinya meninggal. M Yazid menjadi simbol kebangkitan tari zapin di Indonesia. Bahkan kampung Meskum (Bengkalis) yang dibinanya, dikenal sebagai Kampung Zapin karena warga kampung tersebut menggiatkan zapin dari kanak-kanak hingga orang tua. (fed)


Sumber: Riau Pos, Minggu, 26 Februari 2012

No comments: