[JAKARTA] Masyarakat adat diyakini mampu memberikan kontribusi positif dalam pembangunan sekaligus menjaga dan memelihara lingkungan. Andil masyarakat adat sangat besar itu harus juga disertai dengan pemberdayaan khususnya sektor pendidikan dan ekonomi.
Teras Narang (Dok SP)
Hal itu disampaikan Ketua Umum Majelis Adat Dayak Nasional, Teras Narang, saat mengukuhkan Dewan Adat Dayak DKI Jakarta, di Jakarta, Senin (6/7). Menurut dia, kualitas masyarakat adat untuk ikut serta memberi sumbangsih pada bangsa tidak perlu diragukan karena memiliki kearifan-kearifan lokal yang sangat prolingkungan.
"Banyak pandangan yang salah mengenai masyarakat adat. Sebenarnya kita mampu, tetapi persoalannya tidak pernah diberi kesempatan," katanya.
Menurut dia, di Kalimantan Tengah, peran pemuka adat, yang dikenal damang sangat besar dalam ikut menentukan arah pembangunan. Mengenai banyaknya masyarakat adat Dayak yang masih termarginalkan karena pembangunan khususnya karena pembukaan hutan, Teras yang juga adalah Gubernur Kalimantan Tengah mengatakan, pihaknya masih melakukan inventarisasi masyarakat adat di sekitar wilayah hutan industri.
Pemberdayaan masyarakat, kata Teras, tidak hanya dilakukan di sektor lingkungan, tetapi juga di berbagai bidang yakni, pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya, sehingga sumber daya manusia yang dimiliki semakin lama semakin baik. "Kuncinya persatuan, kesatuan dan kebersamaan," ujarnya.
Sebelumnya, kontribusi masyarakat adat khususnya Dayak dalam memelihara hutan telah diakui oleh pemerintah. Melalui Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2009, pemerintah memberikan penghargaan berupa Kalpataru kepada Masyarakat Adat Dayak Wehea yang berhasil memelihara dan melakukan konservasi di Hutan Lindung Wehea, Kalimantan Timur. [E-7]
Sumber: Suara Pembaruan, Selasa, 7 Juli 2009
No comments:
Post a Comment