Wednesday, July 09, 2008

Menerbitkan Buku Sastra Didasari Idealisme

Laporan Wartawan Kompas, Yurnaldi

JAMBI, RABU -- Penerbitan buku oleh suatu penerbit melalui berbagai pertimbangan, antara lain penting dan mendesaknya buku tersebut diterbitkan, dan laku atau tidaknya buku itu dijual. Namun, khusus penerbitan buku sastra, lebih banyak didasari idealisme.

General Manager Yayasan Obor Indonesia Kartini Nurdin mengatakan hal itu, Rabu (9/7) pada Temu Sastrawan Indonesia I, di Kota Jambi, Provinsi Jambi. "Buku merupakan suatu produk ciptaan yang dihasilkan oleh penulis, pengarang, editor, illustrator, dan penerjemah. Untuk menerbitkan suatu buku banyak pertimbangan. Kecuali buku sastra, hanya didasari idealisme," katanya.

Menurut Kartini Nurdin, kelahiran penerbitan buku sastra pada akhir tahun 70-an dan awal 80-an adalah karena kurangnya penerbit yang bergerak di bidang penerbitan buku sastra.

Selain penerbit Balai Pustaka, Djambatan dan Yayasan Obor, serta Pustaka Jaya, tidak banyak penerbit yang yang mengkhususkan diri pada penerbitan buku sastra. Sampai sekarang masih sangat sedikit karya sastra dunia dan dunia ketiga dikenal di Indonesia.

Sayang sekali di Indonesia sangat miskin data mengenai karya-karya sastra yang diterbitkan baik dari Indonesia sendiri maupun karya terjemahan. "Penerbitan Yayasan Obor Indonesia didasari atas visi dan misinya yang bertujuan memperluas dan memperdalam wawasan kepentingan hakiki masyarakat pembaca Indonesia dalam bidang kebudayaan, filsafat, lingkungan, emokrasi dan hak-hak asasi manusia, demi terciptanya masyarakat yang terbuka pada pertukaran pikiran, menuju tegaknya tata nilai luhur etika dan integritas moral sebagai landasan hubungan antarmanusia," paparnya.

Di usianya menjelang 30 tahun kelahirannya, Yayasan Obor Indonesia --lembaga nonprofit yang bergerak di bidang kebudayaan, sudah menerbitkan lebih 1.000 judul. Pada awal kegiatannya, Obor lebih banyak menerbitkan buku-buku terjemahan di bidang ilmu-ilmu sosial, sastra, lingkungan hidup, sumber-sumber daya alam, informasi dan komunikasi, falsafah, ilmu dan teknologi,. Namun beberapa tahun terakhir ini perbandingan antara terjemahan dan buku asli sebanding.

Sumber: Kompas Entertainment, Selasa, Rabu, 9 Juli 2008

No comments: