Depok, Kompas - Nilai-nilai tradisional dapat berfungsi sebagai perekat yang mengintegrasikan masyarakat. Bahkan, nilai-nilai lama yang sudah menyejarah dapat diaktifkan kembali untuk menyatukan elemen-elemen masyarakat yang terpecah akibat rivalitas politik dan kekuasaan.
Demikian antara lain intisari pendapat yang disampaikan antrolog Tony Rudyansjah MA saat menjawab pertanyaan tim penguji dalam sidang promosi doktornya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), Selasa (15/7).
Tony, staf pengajar Departemen Antropologi FISIP UI, mempertahankan disertasi berjudul Lanskap Budaya Kekuasaan pada Masyarakat Buton: Suatu Kajian Mengenai Historisitas dan Tindakan.
Bukti dapat berperannya nilai- nilai tradisional sebagai faktor pengintegrasi masyarakat ditemukan Tony dalam penelitiannya di masyarakat di wilayah bekas Kesultanan Wolio di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.
Di wilayah ini, masyarakat yang terbagi menjadi tiga kelompok yang memiliki perbedaan cukup tajam bisa bersatu dalam perjuangan politik demi mencapai cita-cita bersama berkat nilai-nilai tradisional.
Sidang promosi doktor kemarin dipimpin Prof Dr Muhammad Mustof MA yang hadir bersama tim penguji beranggotakan Prof Dr Robert MZ Lawang, Prof Dr Yasmine Z Shahab, dan Dr Iwan Tjitradjaja.
Tony, yang menyusun disertasi di bawah bimbingan Prof Dr Achmad Fedyani Saifuddin dan Prof Dr Susanto Zuhdi sebagai promotor dan ko-promotor, akhirnya dinyatakan lulus dengan predikat cum laude. (muk)
Sumber: Kompas, Rabu, 16 Juli 2008
No comments:
Post a Comment