[JAKARTA) Program besar yang rencananya diselenggarakan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) terancam batal karena Pemprov DKI Jakarta belum juga menyalurkan anggaran kegiatan kesenian tahun 2008 sebesar Rp 6 miliar dari Rp 11 miliar yang diajukan.
"Ini akibat dari kesalahan sistematik, dampak dari reformasi yang kebablasan. Kami belum mengetahui di mana kemacetan anggaran itu," ujar Ketua Pengurus Harian DKJ, Marco Kusumawijaya menjawab SP di Gedung DKJ Taman Ismail Marzuki, Jumat (25/7) sore.
Marco menyampaikan, penyaluran anggaran dari pemerintah selalu terlambat setiap tahun. Hal ini mengakibatkan program dari kegiatan rutin yang sudah direncanakan, dan seharusnya dilaksanakan setiap hari, banyak yang tertunda bahkan dibatalkan.
"Kami mengetahui bahwa Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mendukung program yang dilaksanakan ini. Kemacetan itu mungkin terdapat di dewan. Kami siap untuk diajak berdialog bila dewan ingin mempertanyakan penggunaan dana dari program kesenian tersebut," tegasnya.
Didampingi Ketua Bidang Program DKJ Abduh Azis, Ketua Bidang Umum Firman Ichsan, Sekretaris DKJ Jabatan Bangun, dan Ketua Bidang Administrasi Sari Madjid, Marco mengatakan, sampai saat ini belum ada rencana dari dewan untuk mengajak mereka untuk membahas penggunaan dana itu.
"Memang mekanisme pembahasan masalah dana itu, dewan memanggil pemerintah bukan DKJ. Tapi kami ingin menjelaskan kepada dewan. Kami tidak inginkan adanya neko-neko, dan siap untuk mempertanggungjawabkannya," katanya.
Terancam Dibatalkan
Abduh Azis mengungkapkan, agenda besar yang terancam dibatalkan antara lain, Next Traces, Gelar Koreografi Kota, Kencan Tari, Pesta Sastra Jakarta, Sayembara Novel 2008, Festival Teater Jakarta 2008, dan Tontonan Jakarta 2008.
Program besar lainnya, Bulan Film Nasional 2008, DVD DKJ Film Series, Jakarta Biennale 2008, Mata Perempuan 3, Festival Gamelan Kontemporer dan Pekan Komponis.
"Untuk satu kegiatan program besar tersebut dibutuhkan dana mencapai Rp 300 juta. Belum lagi kegiatan rutin yang setiap hari dilaksanakan, sebagai pengembangan seni budaya, terancam mengalami penundaan sampai dibatalkan bila dana tidak ada," jelasnya.
Kendati demikian, DKJ tetap berusaha untuk tetap menghidupkan program kesenian tersebut. Seperti yang dilaksanakan selama tujuh bulan terakhir ini, kegiatan yang dilaksanakan sudah menghabiskan dana mencapai Rp 1,6 miliar.
"Dana tersebut atas bantuan dari sponsor yang menyelenggarakan acara. Kami hanya sebatas menyediakan gedung, sedangkan untuk konsumsi maupun lainnya, mereka langsung yang tangani," ungkap Sari Madjid. [AHS/N-5]
Sumber: Suara Pembaruan, Sabtu, 26 Juli 2008
No comments:
Post a Comment