Sunday, July 20, 2008

Tan Malaka: Yang Dihujat dan Dilupakan

DARI buku Di Negeri Penjajah juga diketahui bahwa orang Indonesia pertama yang datang ke Belanda adalah tiga utusan dari kerajaan di Aceh, untuk membuka hubungan diplomatik dengan Kerajaan Belanda. Juga ada cerita tentang ”praktik memamerkan orang pribumi” yang menuai protes.

Namun, karya monumental Harry A Poeze adalah mengenai Tan Malaka. Ia memulai penelitian mengenai Tan Malaka sejak masih kuliah di Universitas Amsterdam. Gelar doktorandus diraih pada tahun 1972 dengan skripsi mengenai riwayat Tan Malaka. Penelitian itu dilanjutkan ketika ia menulis disertasi untuk mendapatkan gelar doktor pada tahun 1976.

”Saya menulis dan terus menulis sampai lebih dari 600 halaman. Promotor minta saya berhenti dulu. Katanya kalau mau dilanjutkan, nanti menulis buku saja,” kenang Harry.

Ketertarikannya pada sosok misterius Tan Malaka bermula dari ketertarikannya pada sejarah Indonesia yang penuh dinamika dalam hubungannya dengan kolonialisme Belanda.

”Tan Malaka itu tokoh penting, orang besar, tak hanya di Indonesia, tetapi juga di Asia,” ujarnya. Perjumpaannya dengan berbagai karya, khususnya karya Ruth T McVey, The Rise of Indonesian Communism (terbit pertama kali di Ithaca, 1965), membuat ketertarikan itu semakin tersemai.

Disertasi itu kemudian menjadi bagian pertama buku mengenai Tan Malaka. Bagian kedua terdiri dari tiga buku dengan jumlah halaman 2.194, terbit tahun lalu, berjudul Verhuisd en Vergeten: Tan Malaka, de linkse beweging en de Indonesische Revolutie, 1945-1949 (Tan Malaka: Yang Dihujat dan Dilupakan).

Buku pertama diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia beberapa tahun lalu, menjadi dua buku yang tebalnya masing-masing sekitar 300 halaman. Buku kedua sedang diterjemahkan dan rencananya akan menjadi enam buku.

Untuk penulisan buku itu, ia menelusuri arsip dan melakukan perjalanan napak tilas ke tempat- tempat dan negara-negara yang pernah dikunjungi atau dimukimi sebentar oleh Tan Malaka, yang membentang dari Rusia, Eropa, Asia, Amerika Serikat, dan Australia, sampai Buyah di Banten Selatan dan tempat kelahirannya di Sumatera Barat. Harry berhasil menemui teman-teman Tan Malaka di Belanda dan para saksi sejarah di Indonesia, juga di tempat lain. Dalam buku itu, ia berhasil mengungkapkan pelaku pembunuhan atas diri Tan Malaka, dan perkiraan di mana jasadnya dimakamkan.

Harry mendapat keleluasaan melakukan penelitian dan kemudian menerbitkannya ketika ia menjadi Direktur Penerbitan KITLV pada tahun 1980 setelah beberapa tahun sebelumnya menjadi asisten wali kota di Castricum, tempatnya bermukim.

Hubungannya dengan Indonesia menjadi semakin kuat setelah anak sulungnya menikah dengan gadis Surabaya. ”Ia melakukan penelitian di Surabaya, dan ketemu calon istrinya di sana,” ujarnya. (MH/MT)

Biodata

Nama: Dr Harry A Poeze
Tempat, tanggal lahir: Loppersum, Groningen, Belanda, 20 Oktober 1947
Pendidikan: Doktor dari Jurusan Politik Universitas Amsterdam, Belanda
Pekerjaan: Direktur Penerbitan KITLV sejak tahun 1980
Karya: antara lain 1. Tan Malaka: Strijder voor Indonesie's vrijheid: levensloop van 1897 tot >co co co co
Sumber: Kompas, Minggu, 20 Juli 2008

No comments: