JAKARTA, KOMPAS - Pengurus Dewan Kesenian Jakarta atau DKJ bingung dan ”panik” karena dana anggaran program DKJ 2008 dari APBD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selain belum cair, jumlah yang disetujui juga belum diketahui. Akibatnya, banyak program dan kegiatan yang dibatalkan.
Program bisa jalan hanya karena ada pihak yang menalangi dan DKJ bekerja sama dengan pihak ketiga. Ketua DKJ Marco Kusumawijaya mengatakan, bulan Juli akan berakhir, tetapi belum ada tanda-tanda anggaran akan cair.
Belum digaji
Marco mengaku tidak tahu di mana macetnya. Saat ini, 16 orang anggota staf di sekretariat DKJ selama 7 bulan ini belum menerima gaji. ”Keterlambatannya sudah keterlaluan. Semakin terlambat, maka semakin sempit waktu untuk mengadakan program dan kegiatan,” ujar Marco kepada wartawan di kantor DKJ, Kompleks Taman Ismail Marzuki, Jalan Cikini Raya 73, Jakarta.
Pada 2006 dan 2007, anggaran DKJ yang cair masing-masing Rp 6 miliar. Tahun 2008, DKJ mengajukan anggaran lebih kurang Rp 11 miliar—belum tahu berapa akan disetujui. Selain dana dari DKI, DKJ juga mengelola dana pihak ketiga dalam program kerja sama, yang besarnya sekitar Rp 3,2 miliar.
Menurut Marco, DKJ sebagai lembaga resmi selayaknya melaksanakan program-program penuh selama satu tahun. Namun, selama ini, jadwal pencairan dana triwulan pertama selalu terlambat hingga 6 bulan.
Ketua Bidang Program DKJ M Abduh Aziz menambahkan, struktur/skema pendanaan program dan kegiatan DKJ didominasi dana APBD—hingga 70-80 persen dana DKJ. Sebesar 20-30 persen dari rekanan, dukungan berbagai lembaga, dan individu.
Akibatnya, ”DKJ selalu merencanakan untuk tidak mengadakan program dengan dana dari APBD sebelum bulan Juni. Program atau kegiatan satu semester pertama dilakukan dengan dana dari usaha DKJ,” tuturnya.
Akibat keterlambatan pencairan anggaran ini, beberapa program dibatalkan atau ditunda. Program yang sudah memerlukan dana dan terancam dibatalkan adalah Program Konser Musik bekerja sama dengan pihak luar negeri, Jakarta Biennale, Festival Teater Jakarta di wilayah-wilayah, Lampion Sastra, dan sebagainya.
DKJ telah menyampaikan kondisi ini kepada pejabat di Pemprov DKI Jakarta. Bersama dengan lembaga yang ada di TIM, mereka mengirimkan surat kepada Gubernur DKI Jakarta.
DKJ hanya mampu melaksanakan program yang sedikit selama enam bulan pertama pada tahun 2008 ini. Program yang dilaksanakan semuanya bekerja sama dengan berbagai lembaga.
Program yang telah terlaksana hingga Juli ini, antara lain, Peringatan 100 Tahun Sutan Takdir Alisjahbana, Chairil Anwar dan Kota, Workshop Video dengan The Body Shop, dan Teater Tujuan. (NAL)
Sumber: Kompas, Sabtu, 26 Juli 2008
No comments:
Post a Comment