Denpasar, Kompas - Menipisnya rasa kebangsaan dan kurangnya perhatian untuk melestarikan benda-benda cagar budaya di kalangan generasi muda mencemaskan banyak pihak. Untuk mengatasi itu, agar tidak semakin parah, Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata membawa 169 generasi muda terpilih dari 33 provinsi untuk melawat ke lokasi-lokasi bersejarah di Provinsi Bali.
Kepala Dinas Kebudayaan Bali Nika Naya, Jumat (11/7), mengatakan, Bali memiliki banyak simpul-simpul sejarah perjuangan bangsa.
Penanggung Jawab Lawatan Sejarah Nasional VI Amurwani Dwi Lestari mengatakan, dengan tema ”Puputan di Bali”, Lawatan Sejarah Nasional ini bertujuan memberikan gambaran kepada masyarakat terhadap peranan rakyat Bali dalam menghadapi pemerintah kolonial Belanda. ”Tempat-tempat seperti Buleleng, Klungkung, Badung, dan Karangasem mempunyai peran penting dalam sejarah perjuangan bangsa,” ujarnya.
Direktur Jenderal Sejarah dan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Hari Untoro Dradjat mengatakan bahwa di Monumen Perjuangan Rakyat Bali bisa dicermati 33 unit diorama yang menggambarkan babakan sejarah Bali, mulai dari masa prasejarah, masa Bali kuno, dan Bali masa pergolakan fisik, serta masyarakat Bali mengisi kemerdekaan.
Guru besar Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia Susanto Zuhdi, dalam Dialog Kebangsaan di hadapan peserta Lawatan Sejarah, Jumat malam di Tabanan, mengatakan, untuk mempelajari sejarah bangsa diperlukan kemasan yang menarik, seperti lawatan ke situs, bangunan, monumen bersejarah, dan sumber dokumen, termasuk pelaku dan saksi sejarah lokal. (NAL)
Sumber: Kompas, Sabtu, 12 Juli 2008
No comments:
Post a Comment