SINGARAJA, KOMPAS - Museum Lontar yang cuma ada satu di dunia, yakni di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, bisa menjadi sumber informasi berharga karena menyimpan catatan sejarah bangsa dalam lontar yang sangat langka dan tak ternilai harganya.
Ketika menerima 169 pemuda terpilih dari 33 provinsi peserta Lawatan Sejarah Nasional VI, Minggu (13/7), Kepala Museum Lontar I Ketut Suharsana mengatakan, museum ini didirikan pada Juni 1928, tetapi baru dipublikasikan September 1928. ”Dari 5.278 koleksi lontar, 2.782 di antaranya asli,” kata dia.
Suharsana mengungkapkan, Candi Borobudur sebelum dibangun ada gambarnya di lontar. Gambar Candi Borobudur di lontar Singaraja dipakai untuk pertimbangan saat itu, apakah Candi Borobudur akan dibangun di Bali atau di Muntilan.
”Sayang gambar Candi Borobudur di lontar yang sebelumnya dikoleksi Museum Lontar Singaraja itu dibawa ke Pusat Dokumentasi di Provinsi Bali,” ujarnya menandaskan.
Menurut Suharsana, sebagian dari lontar itu sudah dialihaksarakan dan dialihbahasakan. ”Bali merupakan salah satu pulau yang berhasil menyelamatkan sejumlah naskah Nusantara, terutama naskah Jawa Kuno, Bali, dan Lombok,” ujarnya.
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, ketika menutup Lawatan Sejarah Nasional VI, Minggu (13/7) malam, mengatakan, dari lawatan para pemuda terpilih di Bali, hendaknya dapat diambil nilai-nilai sejarah yang terkandung di dalamnya, seperti nilai persatuan, nilai perjuangan, nilai nasionalisme, dan rasa kebangsaan. Juga diharapkan memberi semangat dan inspirasi bagi generasi muda. (NAL)
Sumber: Kompas, Senin, 14 Juli 2008
No comments:
Post a Comment