[SIMALUNGUN] Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai bangsa ini akan kering dan tidak seimbang kalau hanya berkutat dengan masalah politik dan ekonomi. Karena itu seni budaya juga harus digiatkan selain untuk menumbuhkan perekonomian melalui pariwisata, tetapi juga untuk menyeimbangkan kehidupan di negeri ini.
Presiden Yudhoyono menyampaikan hal itu dalam sambutan singkatnya pada acara Pesta Danau Toba, di lapangan terbuka, pinggir Danau Toba di Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Jumat (18/7) malam.
Ny Ani Bambang Yudhoyono, Gubernur Sumatera Utara Syamsul Arifin yang dinilai Jaya Suprana sebagai gubernur terlucu seluruh Indonesia, sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu seperti Jero Wacik, Anton Apriyantono, Sudi Silalahi, dan Mardiyanto juga hadir dalam acara tersebut.
Dalam sambutannya, Presiden Yudhoyono menegaskan dukungannya atas segala upaya mengembangkan seni dan budaya, termasuk seni dan budaya lokal di sekitar Danau Toba. Pengembangan seni dan budaya itu penting untuk menarik wisatawan manca negara. Sebab pertumbuhan ekonomi global saat ini mendorong orang untuk bepergian atau berwisata ke mancanegara. Kecenderungan masyarakat dunia saat ini adalah melihat keindahan alam yang asli dan warisan para leluhur.
Terkait dengan itu, Presiden Yudhoyono melihat Danau Toba memiliki kekuatan untuk menarik minat wisa- tawan mancanegara. Apalagi, tidak banyak keindahan alam seperti yang dimiliki Danau Toba.
Dorong Ekonomi
Oleh karena itu, kata Presiden, sangat disayangkan bila kesempatan ini tidak dimanfaatkan dengan optimal. Semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke Danau Toba, maka ekonomi rakyat semakin berkembang. Hal ini juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi secara nasional.
Apalagi, situasi keamanan pascaaksi pengeboman di Bali beberapa tahun lalu semakin membaik. Presiden Yudhoyono meminta rakyat Sumatera Utara khususnya dan rakyat Indonesia pada umumnya untuk menjaga situasi keamanan yang kondusif ini. Sebab, kalau kondisi keamanan terganggu, ekonomi kita juga akan mengalami guncangan.
Pada pesta Danau Toba yang sempat terhenti selama krisis ekonomi sejak 1998 itu ditampilkan tarian Haroan Bolon. Tarian massal ini menari dalam guyuran hujan.
Di awal pidatonya, setelah menyaksikan tarian itu, Presiden Yudhoyono mengundang tarian itu untuk dipentaskan di Istana Negara. Juga dipentaskan tarian Si Gale-Gale, ulos terpanjang se-Indonesia (55 meter) yang langsung dicatat di Muri oleh Jaya Suprana.
Beberapa lagu batak Toba, Samosir, Mandailing, Karo dinyanyikan secara bergantian oleh sejumlah artis Sumatera Utara dan artis-artis dari Jakarta. Dua lagu karya Presiden Yudhoyono berjudul Rinduku Padamu dan Kasih, Akupun Rindu dinyanyikan para artis tersebut.
Di penghujung acara, Presiden Yudhoyono, Gubernur Sumatera Utara Syamsul Arifin, dan beberapa menteri Kabinet Indonesia Bersatu menyanyikan lagi Na Sonang Do Hita Nadua. [AHS/A-21]
Sumber: Suara Pembaruan, Sabtu, 19 Juli 2008
No comments:
Post a Comment