Sunday, July 13, 2008

Peluncuran Buku: Komunikasi sebagai Jembatan Atasi Konflik

Jakarta, Kompas - Di tengah arus perubahan di Tanah Air, perbedaan pandangan dan kepentingan bisa memicu konflik antarkelompok. Untuk itu, komunikasi di segala bidang perlu dibuka seluas-luasnya.

Hal itu terungkap dalam acara peluncuran buku berjudul Manusia Komunikasi, Komunikasi Manusia dan kumpulan cerita pendek karya M Alwi Dahlan, Penyombong Kelas Satu, Sabtu (12/7) di Wisma Antara, Jakarta, sebagai peringatan 75 tahun usia Prof M Alwi Dahlan.

Dalam buku berjudul Manusia Komunikasi, Komunikasi Manusia, Alwi menuliskan, komunikasi tidak hanya terkait media massa, tetapi cakupannya sangat luas, meliputi segala segi dan bidang kehidupan manusia. Oleh karena itu, komunikasi perlu dipahami secara antardisiplin ilmu dan melewati tantangan yang membatasi hubungan antarmanusia. Buku itu juga berisi pengamatan dari beragam sudut pandang terhadap kiprah M Alwi Dahlan sebagai pakar dan praktisi komunikasi, juga sebagai Menteri Penerangan Kabinet Pembangunan VII di bawah Soeharto.

Setelah menggeluti berbagai bidang, seperti pendidikan, pemerintahan, kesenian, guru besar ilmu komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia ini berpandangan, ”Komunikasi itu penting dilihat dari kacamata apa pun.”

Menurut Bambang Harymurti, anggota Dewan Pers, komunikasi ibarat saluran darah dalam tubuh kita. Ketika ideologi mulai ditinggalkan, komunikasi berfungsi sebagai alat dalam menjalankan sistem demokrasi.

Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama menyatakan, seiring perkembangan teknologi, melalui media massa, komunikasi kini bersifat global, serentak, dan interaktif. Namun, informasi yang serentak diketahui masyarakat itu justru sering kali hanya menimbulkan percekcokan. ”Saatnya kita bangkit, menumbuhkan kesadaran akan makna Bhinneka Tunggal Ika, meski beragam tapi tetap bersama. Inilah tantangan masyarakat komunikasi,” ujarnya.

Wartawan senior August Parengkuan menambahkan, media menjadi bagian dari kemajuan teknologi dan berkembang pesat dari segi kuantitas ataupun keragaman. (evy)

Sumber: Kompas, Minggu, 13 Juli 2008

No comments: