Tuesday, July 08, 2008

Budaya Indonesia Terkikis Budaya Barat

[JAKARTA] Nilai-nilai budaya Indonesia saat ini mulai terkikis oleh masuknya budaya barat. Pemerintah, masyarakat, dan pelaku budaya perlahan meninggalkan budaya tradisional dengan alasan mengikuti arus globalisasi. Akibatnya, bangsa Indonesia kehilangan ciri atau citra bangsa di mata dunia.

Pandangan tersebut dikemukakan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) Taufiq Effendi, Sekretaris Umum Badan Pekerja Kongres Kebudayaan Eka Budiyanta, serta pelaku seni budaya Sunda Ma Ageng, dalam acara Sarasehan Budaya bertajuk "Menggalang Potensi Budaya Bangsa" dalam rangka memperingati 90 tahun Konggres Kebudayaan, di gedung Radio Republik Indonesia (RRI), Jakarta, Sabtu (5/7).

"Ungkapan bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai budayanya tidak berlaku di Indonesia. Kenyataannya, bangsa Indonesia lebih suka mengadopsi budaya barat daripada mempertahankan budaya tradisional," papar Eka.

Budaya memiliki banyak arti yang berkaitan dengan suatu bangsa. Budaya bisa berarti akal budi atau pikiran. Eka mengatakan, akal budi bangsa Indonesia mulai luntur seiring dengan terkikisnya nilai budaya. Sebagai contoh, Jakarta berubah menjadi kota yang tidak memiliki budaya tradisional. Hal tersebut jelas terlihat dari penggunaan bahasa Indonesia. Warga yang tinggal di kota besar tidak lagi menggunakan bahasa yang baik dan benar.

Bahasa Indonesia posisinya mulai digantikan dengan bahasa Inggris atau bahasa gaul. Bahkan, dalam sebuah persyaratan melamar pekerjaan bahasa Inggris menjadi bahasa yang wajib dimengerti oleh semua pelamar.

"Fakta tersebut menunjukkan bahasa Indonesia tidak penting lagi. Bahasa, kesenian, dan budaya Indonesia mulai diabaikan," kata Eka.

Nilai budaya yang makin terkikis berdampak pada generasi muda. Sejarah berdirinya Indonesia dikhawatirkan akan menjadi cerita usang yang tidak menarik di kalangan generasi muda.

Beri Informasi

Pelaku Seni Budaya Sunda Ma Ageng mengatakan, budaya barat tidak cocok dengan karakter bangsa Indonesia. Budaya barat jelas berbeda dengan adat ketimuran Indonesia. Untuk itu, pemerintah melalui bantuan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdiknas) wajib memberikan informasi tentang budaya Indonesia kepada generasi muda.

Sementara itu, Menpan Taufiq Effendi menuturkan, bangsa Indonesia harus memiliki jati diri dengan cara mempertahankan nilai-nilai budaya. Saat ini, masalah mendasar yang dialami Indonesia adalah rusaknya watak bangsa. Satu-satunya budaya yang dimiliki bangsa Indonesia adalah budaya saling lempar kesalahan.

"Saat ini bangsa Indonesia berubah menjadi bangsa yang suka menuding kesalahan. Masuknya budaya barat seringkali dijadikan kambing hitam dari lunturnya nilai budaya Indonesia. Padahal, persoalan intinya ada dalam masyarakat yang tidak bisa menghargai budaya mereka," ujar Taufiq

Mengatasi masalah kehilangan jati diri bangsa Indonesia, menurut Taufiq melibatkan lima komponen utama. Kelima komponen tersebut, yakni eksekutif, legeslatif, yudikatif, media massa, dan masyarakat, harus bergabung dan saling membantu. Dipercaya, kelima komponen utama bisa mengembalikan dan melestarikan budaya bangsa Indonesia.

Terkait dengan masalah budaya bangsa Indonesia, mantan Wakil Kepala Kepolisian RI Adang Daradjatun menuturkan budaya merupakan alat pemersatu bangsa yang bisa menyelamatkan suatu negara dari kehancuran. Untuk itu, bangsa Indonesia harus sadar akan pentingnya nilai budaya.

"Setiap negara memiliki ciri budaya masing-masing yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Indonesia merupakan negara yang memiliki ragam budaya dari 33 provinsi. Bangsa Indonesia sudah sepatutnya bangga, bukan justru mengadopsi budaya lain," tambah Adang. [EAS/U-5]

Sumber: Suara Pembaruan, Selasa, 8 Juli 2008

2 comments:

Rahadian P. Paramita said...

weleh, bisa bahaya nih :D Lagipula bahasa sendiri aja sudah tidak populer, lantaran digantikan sama bahasa asing dan bahasa sms... Salam!

wiriyanto aswir- said...

Namun saya depakat dengan pendapat menpan "Jangan kita m,enyalahkan budaya asing yg masuk ke dalam buday Indonesia ,

1 introspeksi diri dengan mempertahan kan buday indonesia
2.Menurut pendapat saya Masuknya bahasa asing juga jangan dikambing hitamkan,akan tetapi masuknya bahasa asing bisa di jadikan "anak panah" kita untuk mengenalkan budaya Indonesia terhadap negara - negara di dunia