[Lima] Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengimbau rakyat Indonesia membaca buku-buku yang bisa mengubah pandangan tentang dunia, tentang negara kita, dan tentang masa depan kita. Pengilhaman seperti itu penting karena dengan begitu bisa membandingkan dengan negara lain, baik kisah suksesnya maupun kegagalan negara itu.
Seperti dilaporkan wartawan SP, Alex Madji dari Lima, Peru, Presiden Yudhoyono menyampaikan hal itu saat jumpa pers dengan wartawan Indonesia di Lima Peru, Minggu (23/11) sore atau Senin (24/11) pagi waktu Jakarta, setelah menghadiri pertemuan puncak Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik di Lima Peru. Dia antara lain ditanya tentang hal-hal yang ringan seperti buku-buku yang biasa dibacanya, termasuk buku yang direkomendasikannya untuk dibaca rakyat Indonesia.
"Saya ini dalam membaca buku tentu saya pilih judul, isu, authors, atau pengarang yang kira-kira relevan dengan yang dihadapi bangsa kita, yang kira-kira menginspirasi saya atau siapa pun yang membaca untuk menjadi bagian dari policy development, menjadi bagian yang termasuk program dan aksi-aksi yang dilaksanakan pemerintah," kata Presiden Yudhoyono yang didampingi Ny Ani Bambang Yudhoyono
Dalam jumpa pers itu, Presiden Yudhoyono juga disertai Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar, Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa, Menteri Pertanian Anton Apriyantono, Ketua DPD Ginandjar Kartasasmita, dan Ketua Komisi I DPR Theo L Sambuaga.
Presiden Yudhoyono yang memang gemar membaca itu menyebutkan bahwa dirinya sudah membaca habis karya peraih nobel ekonomi Joseph E Stiglitz berjudul Globalization and Its Discontents dan Making Globalization Work. Tentang kedua buku itu, Presiden Yudhoyono berkomentar bahwa isinya klop betul. Dia juga membaca buku berjudul The End of Poverty karya Jeffrey D Sachs'. Buku itu, katanya, mengulas tentang "bagaimana kita bisa secara struktural, secara sistematik, dan secara konseptual dengan anggaran, dengan aksi untuk mengurangi kemiskinan". Buku Jeffry D Sachs lainnya yang sudah dibaca Presiden Yudhoyono adalah Common Wealth.
Selain itu, Presiden Yudhoyono yang di kediaman pribadinya di Puri Cikeas memiliki perpustakaan besar mengaku sudah membaca buku karya Thomas L Friedman berjudul Hot, Flat, dan Crowded yang bercerita tentang bumi kita sekarang ini. Dia juga membaca buku best seller-nya Friedman berjudul The World Is Flat. "Tetapi ada buku yang lain The World is Cold. Ternyata tidak semua kita lihat itu. Tiba-tiba seperti sekarang ini, tsunami finansial datang saja," ujarnya menceritakan isi buku tersebut.
Presiden Yudhoyono menceritakan perihal hobinya membaca itu. Dalam perjalanan dari Tiongkok pada kunjungannya beberapa minggu lalu untuk menghadiri KTT ASEM, misalnya, dia menghabiskan empat buku dalam penerbangan tujuh jam ke Jakarta. Dia membaca buku berjudul Five Thousand of China yang berisi tentang naik turunnya perkembangan negeri tirai bambu itu. [A-21]
Sumber: Suara Pembaruan, Senin, 24 November 2008
No comments:
Post a Comment