MENCINTAI bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sebagaimana diikrarkan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk. Setidaknya, itulah yang dilakukan Sekolah Pelita Harapan (SPH) Lippo Karawaci, Tangerang, Banten.
Sebagai salah satu wujud rasa nasionalisme dan kecintaan terhadap bahasa Indonesia, sekolah internasional ini menggelar Bulan Bahasa 2008 dengan tema" Aku Bangga Berbahasa Indonesia". Dalam Bulan Bahasa kali ini, SPH menggelar berbagai kegiatan yang berkaitan dengan apresiasi bahasa Indonesia.
Sebutlah, kompetisi debat dalam bahasa Indonesia tingkat SMA, lomba menulis karya sastra Indonesia, dan omba menulis cerita pendek (cerpen). Selain itu, SPH menggelar pula musikalisasi puisi dan monolog. Kegiatan tersebut berlangsung sejak Oktober hingga November 2008.
Untuk kompetisi debat bahasa dalam bahasa Indonesia dan monolog misalnya, digelar Sabtu (25/10) lalu. Kompetisi debat dalam bahasa Indonesia diikuti oleh 15 tim dari SMA yang umumnya bertaraf internasional atau minimal nasional di Jakarta dan Tangerang, Banten.
Para peserta kompetisi debat bahasa Indonesia itu antara lain, Sekolah Menengah Atas (SMA) Kristen Penabur, SMA Insan, SMA Katolik Stella Maris, Serang, SMA Ipeka, Sunter. Tuan rumah sendiri, yakni SPH menampilkan lima tim.
Untuk babak penyisihan, telah digelar Sabtu (25/10), sedangkan semifinalnya digelar Sabtu (1/11), dan finalnya Kamis (6/11). Para jurinya diambil dari luar, antara lain wartawan senior dan mahasiswa program guru dari Universitas Pelita Harapan (UPH).
Kepala SPH, Daisy Hudono ketika membuka secara resmi kompetisi debat bahasa Indonesia tersebut, Sabtu (25/10) mengatakan, sangat bangga dengan antusiasme peserta yang datang dari berbagai sekolah. Menurutnya, kompetisi dan kegiatan lainnya dalam rangka Bulan Bahasa ini, merupakan bukti kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Daisy berharap melalui Bulan Bahasa tersebut, rasa nasionalisme dan kebanggaan terhadap bahasa Indonesia makin kuat. Meskipun sebagian besar siswa di sekolah bertaraf internasional itu menguasai bahasa asing, bahasa Indonesia tetap mereka junjung tinggi.
"Saya senang, anak-anak saya dari beberapa sekolah, termasuk guru pembimbingnya berpartisipasi dalam kegiatan Bulan Bahasa ini. Tidak penting juaranya, tetapi semangat kebersamaan ini sangat bagus. Anda-anda sendiri sudah menjadi pemenang, karena telah mewakili sekolah masing-masing," ujar Daisy Hudono.
Menurut Koordinator Bulan Bahasa, Pitaya Rahmadi, kegiatan ini memang merupakan upaya dari SPH untuk meningkatkan apresiasi bahasa dan sastra Indonesia secara riil. Selama ini, anak-anak hanya belajar sastra bahasa Indonesia, tetapi bagaimana penguasaan dan apresiasinya, Bulan Bahasa inilah yang menjadi ajang ujiannya.
Lomba debat ala SPH tersebut kata salah seorang panitia, Rachel Ho, diadopsi dari bentuk debat Australia. Bentuknya, setiap sesi satu tim mewakili pemerintah dan satu tim lainnya berperan sebagai oposisi.
Salah satu hal yang ditekankan dalam kompetisi debat ala SPH tersebut, adalah ketaatan pada kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. [SP/Marselius Rombe Baan]
Sumber: Suara Pembaruan, Selasa, 4 November 2008
No comments:
Post a Comment