Jambi, Kompas - Lebih dari 150 sastrawan menghadiri Temu Sastrawan Indonesia Pertama yang dibuka di Kota Jambi, Senin (7/7) malam. Kegiatan ini diharapkan akan semakin menumbuhkan keharmonisan ekologi sastra dalam negeri.
Ketua Panitia Temu Sastrawan Indonesia Sudaryono mengatakan, sastrawan yang datang hampir dari seluruh Indonesia. Tampak hadir antara lain Putu Wijaya, Harris Effendi Tahar, Jose Rizal Manua, Diah Hadaning, Yvonne de Fretes, Afrizal Malna, Hamsad Rangkuti, Dinullah Rayes, Irmansyah, Asrizal Nur, dan Ahmadun Yosi Herfanda.
Dalam temu sastrawan yang berlangsung hingga 11 Juli ini digelar enam kegiatan, yaitu Dialog Sastra dan Musyawarah Sastrawan Indonesia, Workshop Penulisan Esai dan Kritik Sastra, Panggung Apresiasi, peluncuran buku kumpulan cerpen dan puisi, pameran dan bazar, serta wisata budaya ke situs Candi Muaro.
”Dari pertemuan ini, kami berharap akan semakin berkembang para pemikir sastrawan,” tutur Mualimmah, Ketua Umum Panitia Temu Sastrawan Se-Indonesia.
Temu sastrawan ini bertema ”Keberagaman, Kedinamisan, dan Keharmonisasian Ekologi Sastra Indonesia”. Kegiatan tersebut diselenggarakan atas kerja sama kalangan sastrawan dan Dinas Budaya dan Pariwisata Pemerintah Provinsi Jambi.
Salah satu penggagas Temu Sastrawan, Ja’far Rassuh, mengatakan, Jambi dipilih sebagai tempat penyelenggaraan Temu Sastrawan Indonesia Pertama karena Jambi merupakan salah satu pusat kebudayaan Melayu kuno. Potensi besar ini, kata Ja’far, layak dilihat oleh semua sastrawan. ”Selanjutnya, alam dan sejarah Jambi dapat diolah rasa sehingga tercipta gagasan bagi para sastrawan untuk menelurkan karya-karya baru,” ujarnya. (NAL/ITA)
Sumber: Kompas, Selasa, 8 Juli 2008
No comments:
Post a Comment