[JAKARTA] Sebagai negara bertetangga dekat, ada bagian dari warisan budaya Indonesia yang juga terdapat di Malaysia. Sebaliknya, ada bagian budaya Melayu di Malaysia yang juga terdapat di Indonesia. Meskipun demikian, hal-hal terkait sebaran budaya dari masing-masing pihak tidak perlu terlampau sensitif disikapi, karena memang nilai budaya cenderung universal.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) berjabat tangan dengan Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Aman di kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (17/9).(SP/Ignatius Liliek)
"Indonesia dan Malaysia sepakat mengurangi hal-hal yang dapat menjadi isu sensitif, yakni klaim kepemilikan atas satu warisan budaya. Kita masing-masing sejauh mungkin menghindari hal-hal sensitif tersebut," ungkap Menteri Luar Negeri RI Hassan Wirajuda dalam konferensi pers seusai pertemuan bilateral dengan Menlu Malaysia Dato Anifah Haji Aman di gedung Pancasila, Departemen Luar Negeri RI, Kamis (17/9).
Hassan mengatakan, terkait kasus Tari Pendet, penjelasan sudah disampaikan oleh pihak Malaysia, baik dalam pertemuan bilateralnya yang pertama dengan Dato Anifah pada hari Kamis maupun sebelumnya secara langsung kepada Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar). Penjelasan secara terbuka juga sudah disampaikan oleh Discovery Channel atas kekhilafan penayangan cuplikan Tari Pendet dalam film dokumenter buatan rumah produksi swasta di Malaysia.
"Ada kesepahaman yang baik untuk melakukan upaya-upaya ke arah menghindari agar hal-hal tersebut tidak terjadi lagi," kata Hassan, merujuk beberapa kasus klaim Malaysia atas warisan budaya Indonesia, seperti angklung, batik, wayang, hingga kasus yang terakhir, Tari Pendet.
Milik Indonesia
Penegasan serupa juga disampaikan oleh Dato Anifah, yang baru saja ditunjuk menjabat Menlu Malaysia. Ia mengatakan, banyak warga Malaysia di wilayah pesisir utara hingga Johor yang dulu berasal dari Indonesia. "Budaya yang mereka miliki diwarisi dari nenek moyang mereka di Indonesia. Jadi, masih sangat kental," katanya.
Namun, katanya, Pemerintah Malaysia setuju, bahwa warisan budaya tersebut adalah milik Indonesia. "Kami tidak pernah mengklaim Tari Pendet. Saya sendiri tidak tahu macam mana Tari Pendet," kata Dato Anifah. [E-9]
Sumber: Suara Pembaruan, Jumat, 18 September 2009
No comments:
Post a Comment