Sunday, September 06, 2009

[Buku] Keterbukaan dalam Puisi

Judul: Kumpulan Puisi "Melayukah Aku"
Penulis: Suryatati A Manan
Penerbit: PT Gramedia Jakarta
Tebal: 134 halaman
Tahun: Juli 2009

Sejak lahir sampai hidupnya berakhir
Tak pernah sekalipun terucap dari mulut Emak dan Bapak
Bahwe ku ini anak angkat
Aku pun tak pernah merasekan
Bahwa aku ini bukan anak mereke
Sejak kecil diasuh dengan kasih sayang yang tulus
Ditenteng bagai minyak yang penuh
Dimanje dan disayang bukan kepalang
Dididik dan diberi tunjuk ajar orang melayu
Tinggal pun di kampung melayu tak perlu diragu

..............................................................................

KETIKA membaca baris demi baris puisi ini, kesan pertama bagi yang belum tahu latar belakang Suryatati, tentu saja mengernyitkan kening. Kenapa dia berani berterus terang seperti itu, sementara orang lain selalu menyembunyikan latar belakangnya, supaya tidak jadi pergunjingan? Bukankah Tati, panggilan penyair asal Tanjung Pinang, Kepri itu, seorang pejabat tinggi? Punya wibawa, kedudukan, kehormatan? Tapi, itulah Tati, Wali Kota yang menjadi penyair.

Buku antologi puisi ini diterbitkan pertama kali Maret 2007 oleh Yayasan Panggung Melayu, Depok dalam rangka acara Gelar Sajak Tunggal Suryatati di TIM Jakarta. Lalu, dicetak lagi 2009 karena direspons secara positif.

Puisi ini dilatarbelakangi kondisi pada waktu itu, di mana penulis termasuk salah satu balon (bakal calon) pemilihan kepala daerah. Dan, bagi lawan politiknya saat itu, menggunjingkan latar belakang dan sejarah hidup Tati adalah isu yang empuk. "Daripada orang bertanya-tanya dan menjadi isu yang tak bertanggung jawab, lebih baik saya menjawab lewat puisi," ujarnya. Buku puisi ini dicetak ulang, untuk memenuhi keinginan sebagian masyarakat dan simpatisan pada waktu itu. Tak hanya tentang dirinya, dia juga menulis puisi tentang "Anak Pertama"nya dr Maya Suryanti. Bagi Tati, dalam berkarya sebagai pejabat dan penyair, keterbukaan dan kejujuran, saling bersinergi. [G Leonard, mahasiswa UI]

Sumber: Suara Pembaruan, Minggu, 6 September 2009

No comments: