Tuesday, September 15, 2009

40 Hari Meninggalnya WS Rendra: Pembacaan Puisi dan Doa di Pusara Almarhum

[JAKARTA] Tak terasa, almarhum WS Rendra sudah meninggalkan kita selama 40 hari. Acara mengenang 40 hari kepergian penyair itu digelar di Function Hall Club House Springhill Golf Residences, Kemayoran, Jakarta, Senin (14/9) sore. Acara pengenangan bertajuk Kagum Rendra tersebut dikemas dalam sebuah pembacaan puisi karya almarhum. Pembacaan, dilakukan oleh beberapa seniman pilihan dan menampilkan puisi pilihan.

Sitoresmi Prabuningrat membacakan sajak "Nyanyian Suto Untuk Fatima" dalam acara bertajuk "Kagum Rendra". Acara ini dalam rangka memperingati 40 hari meninggalnya WS Rendra. (joanito de saojoao)

Sitoresmi Prabuningrat, istri kedua "Si Burung Merak" menjadi tamu kehormatan di acara tersebut itu. "Kepergian mas Willy (panggilan WS Rendra) tidak terasa sudah 40 hari. Saya menjalani hari-hari tanpa Mas Willy memang tidak terlampau berat. Sebab, semangatnya melekat dalam jiwa dan raga saya. Saya bangga mengenal dan menjadi bagian dalam hidup Mas Willy," papar Sitoresmi saat ditemui SP seusai tampil membacakan sebuah puisi berjudul Nyanyian Suto untuk Fatima. Puisi cinta tersebut terasa amat personal dan intim. Terlihat jelas, Sitoresmi membaca puisi dengan penuh penjiwaan.

Acara yang digelar oleh Komunitas Sastra The Royale Springhill ini memang sengaja dikemas khusus dalam balutan pembacaan puisi dan monolog. Tidak sembarang orang mampu membaca karya-karya seniman bernama lengkap Willibrordus Surendra Broto Rendra. Tak heran, bila sore itu seniman-seniman besar, seperti Butet Kartaredjasa, Ratna Riantiarno, Putu Wijaya, Slamet Rahardjo, Adi Kurdi, Niniek L Karim, dan Djajang C Noer dipilih untuk tampil membawakan sebagian karya Rendra.

Doa khusyuk di pusara Rendra di Cipayung, Depok. (ignatius sigit widya)

Momen mengenang 40 hari meninggalnya WS Rendra, juga dilakukan istri ketiga penyair itu, yakni Ken Zuraida, di Cipayung, Senin (14/9) malam. Sitoresmi menanggapi acara yang digelar oleh Ken itu dengan sikap terbuka. Bagi Sitoresmi, siapa saja bisa mengenang kepergian "Si Burung Merak".

"Acara yang saya persembahkan untuk Mas Willy jelas berbeda dengan Ken. Visi dan misi kami tidak sama, jadi sulit disatukan. Jadi, lebih baik menggelar acara masing-masing. Khusus malam ini, saya dan Mbak Sunarti Suwandi (istri pertama Rendra), bersama dengan anak-anak berkumpul di rumah Clara Sinta," tuturnya.

Sementara itu, menanggapi dua acara 40 hari meninggalnya Rendra tersebut, Ratna dan Arswendo memaparkan bahwa undangan Kagum Rendra datang lebih dulu kepada mereka. Ditambah lagi Ratna diminta tampil membacakan monolog untuk Rendra. Jadi, Ratna lebih memilih datang ke Kagum Rendra. "Kalau nanti sempat, saya akan datang ke acara Ken. Tapi kalau tidak, ya harap dimaklumi saja," ujar Ratna.

Hutan Rendra

Rendra dan Hutan, itulah tajuk peringatan 40 hari meninggalnya WS Rendra. Acara ini digelar di Bengkel Teater, Cipayung Jaya, Pancoran Mas, Depok, Senin (14/9) malam. Selain sebagai peringatan 40 hari, acara ini juga bertujuan untuk mendekatkan kembali wasiat-wasiat "Si Burung Merak", terutama hutan mini seluas 4 hektare yang berisi aneka tanaman, yang terletak di kediamannya. Almarhum memang berniat 'menghutankan' Bengkel Teater dengan penanaman berbagai pohon. Sejumlah sahabat, tokoh, dan budayawan, serta Menteri Kehutanan MS Kaban hadir pada acara ini.

Acara dimulai pada pukul 17.00 WIB dengan momen ngabuburit. Selanjutnya, pada pukul 17.56, dilanjutkan takjilan (membatalkan buka puasa), diikuti dengan salat Magrib. Kemudian, digelar makan bersama. Selanjutnya, salat Isya yang dipimpin oleh Uztaz Muchtar Hasibuan, dimulai Tauziah pada pukul 19.30 oleh MS Kaban. Seusai Tauziah, dilanjutkan salat Tarawih, dan tepat pukul 21.00, digelar doa hening di pusara Rendra.

Hadir pada doa hening bersama di Pusara Rendra ini, selain MS Kaban, Adnan Buyung Nasution, Iwan Fals, Eep Syaifullah Fatah, dan Rosiana Silalahi. Di pusara yang terletak di pekarangan belakang kediaman Rendra, terdapat pula makam Urip Achmad Riyanto alias Mbah Surip, yang meninggal pada 4 Agustus silam, serta beberapa anggota Bengkel Teater Rendra.

Seorang anggota Bengkel Teater Rendra, Kalong Praja Sasmita mengatakan, anggota Bengkel Teater Rendra akan berupaya menghidupkan kejayaan tempat seniman berteater itu. Dia menambahkan, acara peringatan 40 hari berpulangnya WS Rendra juga digelar di beberapa kota lain, seperti Aceh dan Medan. Peringatan 40 hari meninggalnyaWS Rendra di kota-kota lainnya digelar atas inisiatif para penggemar almarhum. Tidak dikomando untuk itu. "Mereka sangat bersimpati kepada sosok almarhum," Kalong menambahkan. [A-23/ISW/N-5]

Sumber: Suara Pembaruan, Selasa, 15 September 2009

No comments: