Jakarta- Ketua Eminent Person Group (EPG) Indonesia Try Sutrisno berpendapat antara Indonesia dan Malaysia perlu menyusun aturan yang lebih rinci lagi jika masing-masing negara ingin menggunakan produk seni dan budaya milik negara tetangga mereka ke dalam iklan atau untuk tujuan komersial.
Try, usai menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (11/9), mengatakan bahwa produk budaya dan seni yang sudah masuk ke ranah publik dapat digunakan bersama kendati perlu diatur lebih rinci. "Kalau (tari) Pendet yang keluar (di iklan pariwisata Malaysia) kemarin itu sebelumnya sudah dipayungi oleh kerjasama pariwisata yang erat, tidak akan salah paham karena budaya dan seni yang sudah menjadi produk dan masuk kepada ranah publik itu bisa digunakan bersama. Hanya memang perlu diatur lebih rinci lagi bagaimana caranya. Siapa yg membuat dulu, apa hak-hak penciptanya, dan sebagainya," paparnya.
Try, yang ditunjuk sebagai ketua kelompok tokoh yang menangani isu hubungan Indonesia-Malaysia itu, mengatakan boleh saja orang Malaysia memakai lagu Indonesia disana, atau sebaliknya orang Indonesia juga memakai lagu Malaysia disini dan tidak saling menuntut. Try memberikan contoh lainnya, misalkan tari Barongsai yang dibawakan di Indonesia tidak pernah dituntut oleh pemerintah Cina. "Tetapi kalau sudah masuk aspek komersial, menjadi satu logo turisme, nah ini barangkali nanti bisa kita wadahi, rumuskan dengan aturan yang lebih baik. Jadi ini masalah, jadi kita masih harus menjabarkan program-program bersama yang saling menguntungkan," sahut mantan Wakil Presiden RI era Orde Baru ini.
Sebelumnya, pada 8 dan 9 September kemarin, Try melakukan kunjungan ke Malaysia untuk menemui Ketua EPG Malaysia Tun Musa Hitam, sekaligus menemui Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dan Menteri Informasi, Penerangan dan Budaya Malaysia Datuk Rais Jatim.
Pada pertemuan itu, PM Najib sempat menanyakan kepada Try mengenai kebenaran isu sweeping terhadap warga Negara Malaysia di Indonesia. "Saya bilang, tidak ada sweeping orang Indonesia kepada Malaysia. Dan kalau ada (isu) apa sudah terjadi. Yang penting kan, tidak terjadi. Saya himbaulah, kepada siapa pun untuk tidak emosional. Lihat ke depan dalam era globalisasi ini, kalau digalang bisa sama-sama mensejahterakan bangsa. sesama anggota Asean, kita kan sama-sama anggota Asean," katanya.
Menjembatani
Kepada Try, Presiden Yudhoyono sendiri berharap agar generasi yang lebih tua ini dapat menjembatani dan memperkuat hubungan people to people antara Indonesia dan Malaysia, disamping hubungan diplomatik.
Try bersyukur, saat bertemu PM Malaysia Najib yang baru saja menggantikan Abdullah Badawi, memilki keinginan sama untuk melanjutkan tradisi dan memperkuat EPG Malaysia sebagai sarana untuk menjembatani masalah kedua bangsa. (dina sasti damayanti)
Sumber: Sinar Harapan, Sabtu, 12 September 2009
No comments:
Post a Comment