Thursday, September 17, 2009

LIPI Luncurkan Buku Biografi Tokoh Iptek

[JAKARTA] Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) meluncurkan buku biografi dua tokoh ilmu pengetahuan di Indonesia untuk pertama kalinya. Buku pertama tentang biografi Ketua LIPI pertama Prof Sarwono Prawirohardjo yang berjudul Sarwono Prawirohardjo, Pembangunan Institusi Ilmu Pengetahuan di Indonesia karya Asvi Warman Adam, dan buku kedua tentang biografi Menteri Riset pertama Prof Soedjono Djoened Poesponegoro dengan judul Tahun Penuh Tantangan Soedjono Djoened Poesponegoro karya Dhurorudin Mashad.

Biografi ini secara jelas menuturkan potret kedua tokoh, perjalanan hidup dan peranannya dalam pembangunan ilmu pengetahuan di Indonesia.

Kepala LIPI Prof Umar Anggara Jenie saat peluncuran di Widya Graha LIPI, Jakarta, Selasa (15/9) mengatakan, kedua tokoh ini sangat berjasa dalam pembangunan institusi keilmuan serta perjalanan ilmu pengetahuan di Indonesia.

Karena itu, kiprah kedua tokoh ini perlu dicatat dalam sejarah agar diketahui generasi ilmuwan Indonesia selanjutnya. "Merekalah yang membangun lembaga dan memajukan ilmu pengetahuan di Indonesia. Seperti Lembaga Ekonomi Nasional, Lembaga Kimia Nasional, Lembaga Informatika Nasional, dan sebagainya," katanya.

Menurut Umar, atas jasanya kepada bangsa khususnya di bidang keilmuan kedua tokoh ini patut diberikan gelar pahlawan bangsa mewakili komunitas ilmuwan. Di samping itu, gagasan, pemikiran, kesederhanaan dan sikap kedua tokoh yang selalu mendahulukan kepentingan bangsa, juga perlu diteladani.

Pahlawan Nasional

"Saatnya Indonesia menetapkan keduanya sebagai pahlawan nasional. Kami akan mengusulkan itu dan sedang bekerja sama dengan pemerintah daerah," ujarnya.

Mengutip pendapat Sarwono, Asvi menulis, bila pemerintah peduli dengan ilmu pengetahuan, seharusnya mengalokasikan anggaran yang memadai. Termasuk besaran tunjangan fungsional kepada peneliti yang telah mengabdikan diri bagi kemajuan ilmu pengetahuan.

"Inilah yang dimaksud beliau, sebab banyak peneliti kita yang hebat-hebat memilih bekerja di luar negeri, karena kesejahteraan mereka lebih dijamin di sana," katanya dalam sesi bedah buku.

Sementara dalam bukunya, Dhurorudin menggali kiprah pemikiran dan tindakan nyata yang sangat penting dari Soedjono dalam konstelasi dunia akademis. Hal yang menarik dari Soedjono, lanjut Dhurorudin adalah eksistensinya sebagai nasionalis tulen yang berkiprah tanpa perlu merasa larut dalam politik aliran. Bahkan, Soedjono tercatat dalam sejarah sebagai Wakil Ketua Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda tahun 1928. [DMF/M-15]

Sumber: Suara Pembaruan, Kamis, 17 September 2009

No comments: