KETIKA menghadiri peluncuran buku kumpulan cerpen, Cinta di Atas Perahu Cadik: Cerpen Kompas Pilihan 2007, pekan lalu di Bentara Budaya Jakarta, Rieke Diah Pitaloka termasuk pengunjung yang antusias. Dia salah satu penulis cerpen yang karyanya pernah dimuat di Kompas.
Kompas Images
”Tapi cerpenku enggak ada yang masuk,” kata artis sinetron, pembawa acara, dan aktivis kelahiran Garut, Jawa Barat, 9 Januari 1974, ini.
Maksudnya, dari dua cerpen dia yang pernah dimuat di Kompas, Lintang dan Siit Uncuwing, tak satu pun yang masuk dalam buku itu.
Walau demikian, sebagai seorang yang bukan novelis (menurut pendapat Rieke sendiri), karyanya bisa dimuat di surat kabar saja sudah kebanggaan tiada terkira.
”Waktu cerpen saya dimuat, saya sampai sujud syukur,” kata duta Organisasi Buruh Internasional (ILO) untuk buruh migran ini.
Dia juga tengah sibuk menyiapkan buku analisis soal buruh migran. ”Saya tertantang membuat buku biar tidak sekadar duta-dutaan,” katanya.
Buku itu diharapkan bisa terbit pada akhir tahun ini. Tantangan terberat bagi Rieke adalah menyiapkan data akurat, terkait berbagai kebijakan yang banyak area ”abu-abunya”.
”Maunya sih buku ini bisa terbit 18 Desember, bertepatan Hari Buruh Migran Internasional,” katanya. (AMR)
Sumber: Kompas, Rabu, 2 Juli 2008
No comments:
Post a Comment