Jakarta, Kompas - Pemberitaan negatif tentang Indonesia di media Australia dalam dasawarsa terakhir memengaruhi minat belajar pada Jurusan Kajian Indonesia di beberapa perguruan tinggi atau PT di Australia. Beberapa program di beberapa PT telah ditutup.
”Akhir-akhir ini, minat itu tumbuh lagi. Suksesi pemerintahan di Australia mendorong tumbuhnya minat itu,” kata profesor bidang Asia Tenggara, juga Wakil Dekan Fakultas Sastra Universitas Sydney Andrian Vickers di Jakarta, Kamis (3/7). Ia anggota delegasi 25 akademisi Universitas Sydney yang berkunjung ke Indonesia, merayakan 50 tahun pendirian Jurusan Kajian Indonesia di PT itu.
Menurut dia, sepinya minat belajar itu dipengaruhi oleh situasi politik dan keamanan di Indonesia. Misalnya, jatuhnya rezim Soeharto, bom Bali, dan perlakuan Indonesia terhadap tersangka penyelundup narkoba Schapelle L Corby, warga Australia.
Di masa jaya jurusan itu, pada 1960-an, di Universitas Sydney ada 500-an mahasiswa. Kini, mahasiswa dari tingkat S1-S3 kurang dari 80 mahasiswa dan sempat direncanakan ditutup.
Selain Universitas Sydney, PT lain yang masih memiliki jurusan Kajian Indonesia, di antaranya, Universitas Melbourne, Monash, dan The Australian National University (ANU). Vice President Urusan Internasional Universitas Sydney John Hearn mengakui, suksesi pemimpin politik di Australia menumbuhkan harapan kerja sama pendidikan dan riset yang lebih baik. (GSA)
Sumber: Kompas, Jumat, 4 Juli 2008
1 comment:
nice blog min....
Blog SBMPTN
Post a Comment