Monday, May 03, 2010

Antariksa: Ledakan di Duren Sawit akibat Tumbukan Meteorit

Jakarta, Kompas - Meskipun sisa tumbukan meteorit belum ditemukan di rumah di Jalan Delima VI Gang 2 No 31 Malakasari, Duren Sawit, Jakarta Timur, tim dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional mendapatkan indikasi kuat bahwa kerusakan yang ditemukan di lokasi tersebut merupakan dampak tumbukan meteorit atau batu meteor yang mencapai permukaan bumi.

Hal ini disampaikan pakar astronomi dan astrofisika dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, pada hari Minggu (2/5).

Kesimpulan awal ini akan didiskusikan bersama hari ini (Senin) dengan melihat hasil penelitian yang diperoleh tim dari Pusat Laboratorium Forensik Kepolisian Negara Republik Indonesia. Sampel yang disimpan oleh Puslabfor juga akan diteliti oleh tim Lapan.

”Penelitian lebih saksama di lokasi juga akan dilakukan lagi untuk menemukan sisa meteorit, baik dalam keadaan utuh maupun terpecah, serta meneliti jenisnya,” kata Thomas.

Sisa-sisa yang masih harus ditemukan itu akan dicari lagi di dekat tembok belakang rumah yang terkena benda angkasa itu.

Pada analisis pola kerusakan yang terjadi, meteorit jatuh dari arah barat daya kemudian menghantam tembok bagian barat atau bagian belakang lantai dua rumah itu. Tumbukan tersebut menyebabkan plafon rumah berlubang.

Dari efek ledakan

Kerusakan yang terjadi di dalam rumah tersebut, menurut Thomas, merupakan efek dari ledakan yang ditimbulkan oleh tumbukan meteorit pada bagian atap.

Efek ledakan ini terjadi karena adanya tekanan udara yang ditimbulkan oleh tingginya kecepatan meteorit yang mencapai lebih dari 100.000 kilometer per jam dan bersuhu tinggi hingga ratusan derajat celsius.

Melihat barang-barang yang terlempar dan meleleh serta hangus, diduga pusat ledakan berada di bagian tengah rumah. Transfer energi yang tinggi membuat barang yang terbuat dari plastik meleleh dan berkeriput.

”Itu terlihat dari sofa yang berada di bagian tengah yang bekernyut,” ujar Thomas. Sementara barang-barang yang terbuat dari kertas tampak menghitam. Tembok di bagian belakang juga menghitam.

Berdasarkan tingkat kerusakan yang ditimbulkan, Thomas memperkirakan meteorit yang menghantam rumah di Duren Sawit itu besarnya kira-kira seukuran buah kelapa.

Menurut dia, meteorit sebesar itu sangat jarang bisa sampai di permukaan bumi karena begitu masuk atmosfer pada ketinggian 100 kilometer akan terbakar dan habis terkikis oleh masa udara atmosfer yang lebih padat.

Meteorit yang terbakar saat memasuki atmosfer tersebut akan tampak seperti bola api serta menimbulkan suara desingan.

(YUN)

Sumber: Kompas, Senin, 3 Mei 2010

No comments: