[JAKARTA] Riset keanekaragaman genetik terhadap populasi Asia, dengan 2.000 sampel dari 73 etnis di 10 negara, membuktikan bahwa populasi manusia di kawasan Asia, berasal dari wilayah Asia Tenggara.
Menurut Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Profesor Sangkot Marzuki, Jumat (11/12) di Jakarta, Asia Tenggara merupakan sumber geografis utama dari populasi Asia Timur dan Asia Utara. Padahal, beberapa riset sebelumnya menyebut bahwa jalur migrasi populasi manusia Asia adalah jalur migrasi majemuk, melewati jalur utara seperti Eropa dan India menuju Asia.
"Dari analisis genetik, kami menemukan satu jalur migrasi dari Asia Tenggara ke Asia, seperti ke Jepang. Kalau asal populasi manusia adalah Afrika. Dari penelitian ini, kami menemukan pola migrasi manusia dari Afrika ke Asia Tenggara, dengan rute selatan ke utara menyusuri pantai. Kami tidak melihat rute majemuk dari utara ke selatan," kata Sangkot.
Empat Tahun
Penelitian keanekaragaman genetik ini berlangsung selama hampir empat tahun, dengan menyertakan lebih dari 90 ilmuwan dari berbagai negara yang tergabung dalam konsorsium Pan-Asian SNP (Single-Nucleotide Polymorphisms) di bawah naungan Human Genome Organisation (HUGO).
Selain di Indonesia, hasil riset ini juga dipublikasikan di Singapura, Jepang, dan Tiongkok, karena menurut Sangkot, penelitian yang masih dalam fase satu ini adalah penelitian bersama dan data yang diperoleh menjadi data dasar bagi penelitian selanjutnya, yakni fase dua, juga akan dimanfaatkan untuk penelitian di bidang kesehatan.
Dijelaskan, pengumpulan sampel cukup rumit, berawal dari pemetaan populasi, etnis, bahasa, dan dilanjutkan dengan pengambilan sampel dari setiap etnis. Di Indonesia, misalnya, etnis yang diteliti adalah Alor, Lembata, Manggarai, Toraja, Batak, Dayak, Sunda, Manado, dan Mentawai. Papua tidak tercakup karena akses/medan yang sulit. "Sebelum diambil sampelnya, kami menjelaskan maksud penelitian," jelas Sangkot. [N-4]
Sumber: Suara Pembaruan, Sabtu, 12 Desember 2009
No comments:
Post a Comment