JAKARTA, KOMPAS - Menempatkan kesenian sebagai pilihan hidup, totalitas Putu Wijaya (65) pada sastra, drama, dan sinema membuahkan Penghargaan Akademi Jakarta yang diterimanya hari Senin (21/12) malam di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
”Penghargaan Akademi Jakarta untuk Putu Wijaya agar apresiasi terhadap kesungguhannya dalam berkesenian makin lengkap. Selain itu, agar kerja keras, dedikasi, dan etos kreatifnya dapat diteladani oleh generasi muda yang memilih berkesenian sebagai pilar masa depannya,” kata Ketua Dewan Juri Rizaldi Siagian.
Putu sudah menulis sejak SMP. Baru setelah menjadi karyawan majalah Tempo, terbit bukunya yang pertama, Bila Malam Bertambah Malam.
Karya-karya Putu telah diterjemahkan ke beberapa bahasa, antara lain bahasa Inggris, Rusia, Jepang, Belanda, Jerman, Italia, Thailand, dan Arab.
Putu adalah seniman produktif yang memiliki keahlian yang sangat komplet. Dalam teater dia aktor, pengarang, sutradara, pemikir, penggagas, kritikus, juga pendesain unsur-unsur seni rupanya. Tidak kurang dari 30 novel, 40 naskah drama, dan ribuan cerita pendek telah dihasilkannya.
Ketua Akademi Jakarta Taufik Abdullah mengatakan, Penghargaan Akademi Jakarta diberikan kepada seniman, budayawan, dan ilmuwan yang dinilai telah memberikan pengabdian yang luar biasa dalam lapangan yang dipilihnya,
Sebagai ungkapan terima kasih, seusai menerima penghargaan, Putu Wijaya menggelar pertunjukan teater. ”Terima kasih untuk Akademi Jakarta,” ujarnya. (NAL)
Sumber: Kompas, Selasa, 22 Desember 2009
No comments:
Post a Comment