-- Sjifa Amori
TEATER Amoeba terpilih sebagai Kelompok Terbaik Festival Teater Jakarta, FTJ 2009. Demikian hasil pengamatan dan penilaian tim dewan juri yang terdiri dari Putu Wijaya, N. Riantiarno, Amak Baldjun, Tony Prabowo dan Seno Joko Suyono yang diumumkan pada malam penutupan FTJ '09 yang berlangsung Rabu malam (23/12) di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki.
Bagi dewan juri FTJ ‘09, Teater Amoeba yang mementaskan karya Ikranegara berjudul Ssssttt, dianggap sebagai kelompok yang paling memenuhi kriteria penilaian, baik dari aspek penyutradaraan, pemeranan, dan tata artistik. Sementara itu Teater Ciliwung yang mementaskan karya Utuy Tatang Sontani dengan judul Selamat Jalan Anak Kufur meraih predikat Kelompok Favorit. Teater el NA‘ MA yang mengadopsi naskah asal Jepang karya Ryunosuke Akutagawa, berhasil gelar sebagai Kelompok yang Dipujikan.
Dengan hasil itu Teater Amoeba berhak atas hadiah uang tunai Rp 25 juta ditambah Rp 15 juta untuk biaya produksi pementasan ulang yang akan digelar di Taman Ismail Marzuki. Berbeda dibandingkan FTJ sebelumnya, selain hadiah uang tunai, pemenang Kelompok Terbaik kali ini juga berhak atas Piala Bergilir Festival Teater Jakarta. Piala bergilir yang didesain khusus oleh perupa Dolorosa Sinaga itu akan terus diperebutkan pada perayaan FTJ di tahun-tahun mendatang.
Pada penyelenggaraan FTJ tahun ini Dewan Kesenian Jakarta menyediakan hadiah uang tunai Rp 75 juta untuk keseluruhan pemenang dari berbagai kategori. Berikut adalah daftar para pemenang :
Kategori Sutradara Terbaik : Joind Bayuwinanda (Teater Amoeba)
Kategori Pemeran Utama Pria Terbaik : Haikal Sanad (Teater Amoeba)
Kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik : Lisa Ristargi (Teater Cermin)
Kategori Pemeran Pembantu Pria terbaik : Bobi Kardi (Teater Ciliwung)
Kategori Pemeran Pembantu Wanita Terbaik : Levi Wilmala (Teater Ciliwung)
Kategori Tata Artistik Terbaik : Eko Pujiono (Teater Amoeba)
Kategori Tata Musik Terbaik : Geri Gunawan (Teater Amoeba)
Catatan Dewan Juri
Para anggota dewan juri secara umum memberi pujian terhadap kualitas tontonan yang dihadirkan oleh para peserta festival. Ketua Dewan Juri Festival, Putu Wijaya pada sesi evaluasi yang digelar beberapa saat sebelum pengumuman pemenang mengatakan, dari aspek penyutradaraan dan penggarapan artistik, kelompok-kelompok peserta FTJ pada tahun ini lebih baik dibandingkan peserta FTJ sebelumnya. Meski pada beberapa kelompok masih ditemukan beberapa kesalahan mendasar seperti artikulasi aktor yang tidak jelas, namun secara umum pementasan para peserta bisa menghibur penonton.
Anggota dewan juri yang lain, N. Riantiarno justru menaruh harapan besar terhadap para kelompok peserta yang dianggapnya akan membawa perbaikan pada dunia teater. “Salah kalau dikatakan FTJ mengalami kemunduran atau mandek, karena kenyataannya ada sesuatu yang bergerak. Ada pergeseran ke arah positif yang barangkali dampaknya baru akan terasa 5 atau 6 tahun mendatang”, kata Nano.
Sementara itu menurut Ketua Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta Arswendy Nasution, salah satu aspek yang menuntut perhatian lebih serius yakni pada segi wawasan. Itu lantaran pementasan para peserta lebih banyak mengulang atas pencapaian sebelumnya, termasuk pengulangan beberapa kesalahan. Menurut Arswendy, hal itu tidak akan terjadi apabila para peserta memiliki lebih banyak referensi dengan mengkomparasikan berbagai karya pementasan.
Hal itu pula yang menurut Arswendy lebih menguatkan niat Dewan Kesenian Jakarta untuk memperluas cakupan penyelenggaraan Festival Teater Jakarta mendatang, yaitu tidak hanya lokal Jakarta melainkan bersifat nasional. Harapannya agar terjadi pertukaran ide, pengalaman dan wawasan antarkelompok teater dari berbagai daerah yang pada muaranya akan membawa perbaikan bagi dunia teater di Tanah Air.
Dewan Kesenian Jakarta
Sumber: Jurnal Nasional, Minggu, 27 Desember 2009
No comments:
Post a Comment