FESTIVAL Teater Jakarta (FTJ) 2009 telah usai digelar. Pementasan 16 grup teater di Jakarta itu membawa angin segar bagi masa depan teater di Tanah Air. Dua orang berlari. Masingmasing di antara mereka membawa tombak, satunya menenteng busur lengkap dengan anak panah.
TERBAIK. Para aktor dari Teater Amoeba mementaskan lakon berjudul “Sstt…!!!” dalam Festival Teater Jakarta (FTJ) 2009 di TIM, Jakarta, Selasa (22/12). Penghargaan untuk sejumlah kategori diraih oleh TeaterAmoeba dalam FTJ 2009 yang diikuti oleh 16 teater se-Jakarta.
Mereka berputarputar dengan gerakan-gerakan seperti memburu binatang hutan. Sesekali tombak diacungacungkan, lain kesempatan pembawa busur meregangkan anak panah. Berdua mereka berhadaphadapan, saling mengintai. Satu merentangkan busur, satunya lagi membidik dengan ujung tombak. Lalu dengan satu kali gerakan busur menghujam mengenai pembawa tombak. Dia terkapar. Lalu datanglah orang-orang berlarian. Berteriak-teriak membawa perdamaian. Mereka berangkulan,kemudian menari bersama. Kakinya mengentak-entak.
Sesekali di antara mereka ada yang berteriak. Sontak, sorak penonton yang memadati Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta membahana. “Tarian wisisi bisa pula disebut sebagai tarian kegembiraan,” kata Musa Krispayokwa seusai menari. Musa Krispayokwa merupakan salah satu penari yang membawakan tarian wisisi. Dalam sejarahnya, tarian ini merupakan tarian kegembiraan yang menandakan datangnya perdamaian. Tarian wisisi yang dibawakan delapan orang penari asal Papua menjadi penutup Festival Teater Jakarta (FTJ) yang digelar di Graha Bhakti Budaya TIM.
Festival Teater Jakarta yang digelar 13–23 Desember itu diikuti 16 grup teater finalis FTJ yang ada di Jakarta dan sekitarnya.Dewan Juri yang terdiri atas Putu Wijaya, N Riantiarno,Amak Baldjun,Tony Prabowo, dan Seno Joko Suyono telah menetapkan Teater Amoeba sebagai grup teater terbaik. Teater Amoeba yang mementaskan lakon berjudul “Sstt…!!!” dari naskah karya Ikranagara,juga mendominasi pemenang FTJ 2009. Dewan juri juga menobatkan Teater Ciliwung dengan judul pementasan “Selamat Jalan Anak Kufur” sebagai grup teater favorit dan Teater El-Na’ma sebagai grup Teater yang dipujikan.
Teater yang mengikuti FTJ itu Teater Belalang BSM,Teater Indonesia, Teater Cermin,Teater Ngireng, Teater Ghanta,dan Teater Mode. Lainnya, Teater Castra Mardika, Teater El-Na’Ma,Teater Trompah, Teater Anam,Teater Kongkow, Teater Ciliwung, Teater Ema, Study Teater 24,Teater Sapu Lidi, dan Teater Amoeba. Menurut Putu Wijaya, ke-16 grup teater yang tampil merupakan finalis yang cukup matang. Bahkan mereka mampu menampilkan seni teater yang lebih baik dibanding FTJ sebelumnya.
“Mereka tampil cukup bagus. Ini menjadi salah satu pertanda bahwa sesungguhnya geliat teater di Indonesia belum akan mati,” kata Putu Wijaya seusai penganugerahan pemenang FTJ yang didesain seperti Festival Film Indonesia (FFI). Pementasan FTJ di Jakarta seolah membangkitkan lagi gairah seni teater di TanahAir.Setelah seni teater, khususnya Jakarta, seolah mandek,pementasan FTJ menjadi pengobat dahaga. FTJ 2009 berusaha untuk merebut kembali pencapaian artistik yang signifikan dalam perkembangan seni teater di Indonesia dengan menggelar ajang-ajang yang lebih baik. Ketua Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta Arswendi Nasution mengatakan hendak membuat ajang serupa dengan cakupan peserta yang lebih luas.
Tak hanya kelompok teater dari Jakarta yang bisa ikut serta dalam FTJ, teaterteater yang berkembang di daerah pun akan diajak serta untuk menambah bobot dan kualitas ajang yang digelar tahunan tersebut. “Kami akan mencoba untuk membuat FTJ dengan skala cakupan yang lebih luas. Kalau bisa dengan skala nasional,” kata Arswendi. Dalam sambutan Arswendi sempat menyayangkan bahwa peserta FTJ tahun ini masih minim referensi. Meski demikian, ada harapan para penggiat teater di Jakarta tak henti untuk belajar dengan mengomparasikan berbagai karya pementasan.
Penulis naskah sekaligus sutradara Teater Koma, N Riantiarno, mengaku sangat optimistis ke depan teater Indonesia akan lebih baik.Hadirnya grup teater yang ikut dalam FTJ tahun ini menjadi salah satu pertanda bahwa kehidupan seni teater di Tanah Air masih ada. “Sering orang apriori dengan seni teater saat ini, tapi saya kira, kita harus melihat dengan kaca mata penuh optimisme. Dalam delapan hari pementasan,16 grup ini mampu menghasilkan karya yang menurut saya bagus,” ujar N Riantiarno.
Dia menambahkan, dari 16 grup teater yang ikut FTJ, ada tujuh grup yang memiliki keistimewaan. Salah satunya memiliki kelompok yang kompak dalam memainkan lakon,aktor,dan aktris yang berkualitas. Bukan tidak mungkin kelompok teater ini akan menghasilkan karya yang mengejutkan. “Memang tidak sekarang, tapi kita tunggu lima atau enam tahun mendatang. Saya yakin merekalah yang kelak akan melanjutkan gemerlap seni teater kita,”dorongnya.
Dalam FTJ 2009,Teater Amoeba mampu menyabet penghargaan grup terbaik yang berhak atas piala bergilir. Piala tersebut didesain khusus oleh perupa Indonesia, Dellarosa Sinaga. Piala bergilir ini akan diperebutkan kembali dalam FTJ 2010 mendatang. (sofian dwi)
Sumber: Seputar Indonesia, Minggu, 27 December 2009
No comments:
Post a Comment