Wednesday, December 16, 2009

Arsitektur Bung Karno: Kemegahan Masjid Istiqlal untuk Saingi Borobudur

[JAKARTA] Arsitektur Masjid Istiqlal, yang sangat megah dan terbesar di Asia Tenggara pada zamannya, merupakan salah satu bentuk ekspresi kejiwaan Presiden Soekarno, yang menginginkan Indonesia memiliki sebuah masjid agung yang abadi, dan memancarkan kebesaran Tuhan.

Soekarno (Istimewa)

Presiden Soekarno ingin agar Masjid Istiqlal tersebut menandingi kemegahan dan keagungan Candi Borobudur, yang merupakan karya luhur peninggalan Dinasti Syailendra. Pernyataan itu disampaikan Menteri Transmigrasi dan Koperasi (Transkop), M Achadi dalam diskusi buku Bung Karno: Arsitek dan Arsitektur di Indonesia, yang diselenggarakan Yayasan Bung Karno, di Jakarta, Selasa (15/12).

Hadir dalam acara tersebut, Noer Saiji M Koesoemo (arsitek dan peserta lomba Tugu Nasional), Rusjdi Hatamarrasjid (arsitek Hotel Bali Beach), Moerdjoko (arsitek Gedung Graha Purna Yudha), penulis buku Yuke Ardhiati, dan Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) DKI Jakarta, Bambang Eryudhawan. "Bung Karno ingin Masjid Istiqlal menjadi monumen agama yang bertahan abadi hingga seribu tahun," ujar M Achadi.

Menurut dia, apa yang diinginkan Bung Karno terhadap arsitektur masjid hasil rancangan Frederik Silaban itu, merupakan bentuk kecintaan Presiden Indonesia pertama tersebut terhadap bangsa, negara, dan agama yang dianutnya.

Dia juga mengungkapkan, adanya gedung Planetarium di Taman Ismail Marzuki, merupakan keinginan dari Bung Karno agar masyarakat Indonesia tidak percaya takhayul dan mengerti tata surya serta perbintangan.

Arsitek Moerdjoko yang merancang gedung Graha Purna Yudha atau saat ini dikenal sebagai gedung Veteran, mengkritik arsitektur bangunan-bangunan Indonesia saat ini, yang dinilainya tidak memiliki jiwa Indonesia. "Masyarakat lebih melihat unsur komersial dari pada jiwa sebuah bangunan," katanya. [E-7]

Sumber: Suara Pembaruan, Rabu, 16 Desember 2009

2 comments:

Anonymous said...

Borobudur merupakan salah satu keajaiban dunia, tapi masjid Istiqlal adalah karya arsitektur modern tentunya tak bisa sebagai perbandingan.

Ridwanars said...

Kedua karya tersebut adalah hasil budaya dari peradaban yang berbeda, memang tidak perlu harus dijadikan perbandingan atau pun menjadikan persaingan atas dasar kemegahan, keduanya menjadikan catatan khusus dalan sejarah arsitektur Indonesia, bahwa adanya Borobudur menandakan peradaban yang tinggi pada saat itu, bahwa adanya Masjid Istiqlal karya F. Silaban menandakan mulainya kebangkitan arsitektur moderen di Indonesia pada saat bangunan itu dirancang.

http://ahmadridwan-arsitek.blogspot.com