Monday, December 07, 2009

Konser Puisi Multimedia pada Hari Antikorupsi

[JAKARTA] Bagaimana puisi biasanya ditampilkan? Menurut penyair Asrizal Nur, puisi bisa ditampilkan dalam berbagai cara. Dengan dibacakan seperti pembacaan puisi biasa, dibawakan penuh energi bak penyair flamboyan macam almarhum "si Burung Merak" Rendra dan Sutardji Calzoum Bachri atau ditampilkan sebagai sebuah konser.

Asrizal Nur (ketiga dari kiri) dalam jumpa pers jelang konser puisi multimedia. (Joanito de Saojoao)

Pilihan terakhir menjadi tantangan bagi penyair asal Riau ini. Ia mengaku tak mau menghadirkan konser puisi seperti yang sudah-sudah, yakni konser musikalisasi puisi, misalnya. Asrizal pun berencana untuk menggelar sebuah konser puisi multimedia. Artinya, ia menggunakan beragam media dan peranti teknologi untuk membantunya dalam konser puisi karyanya.

"Saya sudah membaca puisi berkali-kali ke luar negeri, dan menyaksikan pembacaan puisi di luar negeri, tapi belum ada yang pakai konsep multimedia. Jadi boleh dibilang, konsep ini pertama kali di dunia," tuturnya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (4/12).

Rencananya, Konser Puisi Multimedia akan digelar di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki pada Rabu (9/12) pukul 19.00 WIB. Dalam konsepnya, konser tersebut merupakan sebuah pembacaan puisi yang didukung oleh beberapa media seni, seperti teater, tari, musik, video, sound effect, dan lain-lain.

Kolaborasi baca puisi dengan beberapa media ini, menurut Asrizal, bukanlah sekedar ilustrasi belaka, tapi turut menghidupkan suasana puisi yang dibacakan. Musik tidak sekadar alat instrumen pengiring atau menyanyikan puisi, namun mampu menyampaikan nuansa atau maksud puisi.

Video dan "Sound Effect"

Video tidak hanya sebagai ilustrasi gambar, namun ikut bermain dengan penyair yang membacakan puisi di atas panggung. Sound system tidak hanya sekadar pengeras suara, namun berfungsi menciptakan suara sesuai dengan kehendak puisi yang dibacakan. Begitu pun tari, teater, dan sound effect yang kesemuanya memperkuat maksud puisi yang dibaca.

"Konser nanti akan dibagi dalam empat zaman, yakni purba, klasik, tradisional, dan modern. Tema ini tak sekadar tema, namun juga akan ditampilkan dalam tampilan visual dan audio. Sebagai contoh, untuk zaman modern, puisi akan saya bawakan sambil nge-rap," tuturnya sambil memperdengarkan contoh puisi rap yang dimaksud.

Konser Puisi Multimedia ini juga didukung oleh Rieke Diah Pitaloka sebagai narator atau pengantar babak demi babak pertunjukan dan Franky Sahilatua yang akan menyanyikan dua buah puisi Asrizal Nur. Sementara itu, Asrizal Nur sendiri akan membacakan puisinya sendiri sejumlah 18 judul puisi karyanya sendiri.

Ia mengaku, sebagai seorang seniman adalah suatu kebanggaan dapat memberikan karya baru, monumental, mencatat sejarah, dan memberikan pencerahaan kepada dunia kesenian. "Apalagi konser seperti ini merupakan impian saya sejak 10 tahun yang lalu," tambahnya.

Selain acara ini, pergelaran tersebut juga menghadirkan pembacaan puisi karya Asrizal Nur yang dibawakan oleh tokoh-tokoh dalam dan luar negeri. Di antaranya adalah Gubernur Riau Rusli Zainal, Wali Kota Depok Nur Mahmudi, Duta Besar Aljazair Hadjar Ammar, dan beberapa orang lainnya. [D-10]

Sumber: Suara Pembaruan, Selasa, 8 Desember 2009

No comments: