Monday, November 08, 2010

Sekolah Harus Bangga Bahasa Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com — Maraknya penggunaan bahasa asing sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah memprihatinkan banyak guru. Pasalnya, sekolah tetap diharapkan menjadi garda terdepan untuk membentuk anak-anak bangsa yang mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar serta membangun kebanggaan dan kecintaan sebagai warga negara Indonesia.

Jajang, Ketua Asosiasi Guru dan Bahasa Sastra Indonesia, yang dihubungi dari Jakarta, Senin (8/11/2010), mengatakan, bangsa ini harus punya sikap untuk mencintai apa yang dimiliki, termasuk bahasa Indonesia yang diakui sebagai bahasa pemersatu di Tanah Air. "Jika kita sekarang menggaungkan pendidikan berkarakter, ya harus jelas bahwa karakter yang dibangun karakter Indonesia. Salah satunya dengan membuat anak-anak muda kita mencintai bahasa Indonesia dan mampu menggunakannya sebagai alat komunikasi untuk memajukan bangsa dalam pengetahuan," kata Jajang.

Menurut Jajang, di Malaysia, sekolah-sekolah tobat untuk kembali mengajarkan bahasa Melayu kepada anak-anak didik. Di Jepang, penggunaan bahasa Jepang tetap yang utama, dan Negara Matahari Terbit ini nyatanya tetap diperhitungkan di dunia internasional.

"Kita harus yakin dengan berbahasa Indonesia kita tetap bisa berdaya saing global. Tantangan sekarang, bagaimana membuat anak-anak mampu memiliki keterampilan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan fokus pada meningkatkan minat baca dan menulis," ujar guru SMAN 5 Bandung ini.

Asep Tapip, anggota Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kota Bandung, menambahkan, penguasaan bahasa asing, terutama bahasa Inggris, memang penting untuk meningkatkan daya saing sumber daya manusia di era globalisasi. Namun, kebutuhan itu seharusnya tidak begitu saja dimaknai secara sempit dengan harus memakainya sebagai bahasa pengantar resmi di sekolah.

Menurut Asep, pembelajaran bahasa Inggris di sekolah itu yang perlu diperbaiki metodenya atau ditambah jam belajarnya. Bisa juga sekolah membudayakan bahasa Inggris dengan membuat hari tertentu sebagai hari berbahasa Inggris, termasuk juga hari berbahasa daerah.

Penulis: Ester Lince Napitupulu | Editor: Marcus Suprihadi

Sumber: Kompas.com, Senin, 8 November 2010

No comments: