Jakarta, Kompas - Orang yang tidak pernah punya mimpi tidak akan menjadi apa-apa. Karena itu, kita harus berani memiliki mimpi yang besar untuk menjadi besar, termasuk juga bagi Indonesia.
Demikian dikatakan Rektor Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta FG Winarno dalam pembukaan bincang-bincang bedah buku Guru-guru Keluhuran di Jakarta, Kamis (11/11). Buku terbitan Penerbit Buku Kompas ini berisi 23 tulisan inspiratif dari tokoh-tokoh senior Indonesia yang hidup dalam tiga zaman, yakni penjajahan Belanda diselingi Inggris, penjajahan Jepang, dan era kemerdekaan.
Para tokoh yang menuliskan pengalaman serta mimpi diri mereka dan Indonesia dalam buku suntingan wartawan Kompas, St Sularto, itu, antara lain, Emil Salim, Rosihan Anwar, Ciputra, Mely G Tan, dan Mooryati Soedibyo. Dari para tokoh yang juga penulis buku ini kita dapat belajar sejarah bangsa sekaligus menyelami kisah orang-orang yang terlibat dalam pergolakan.
Nur Rachmah Yanuarti, mahasiswa berprestasi dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, mengatakan, para tokoh inspiratif itu memiliki mimpi dan harapan besar sehingga berhasil melampaui perjuangan dalam hidup mereka. Para tokoh yang berusia 70 tahun ke atas itu merupakan orang yang baik, pandai, serta memiliki kecintaan dan kepedulian kepada Tanah Air.
Cendekia Putra Kartono, aktivis Kompas Muda dan Kompas Kampus, mengatakan, para guru keluhuran itu menunjukkan nasionalisme yang kuat dalam diri mereka sejak muda.
Emil Salim menuliskan mimpi indahnya tentang Indonesia yang maju, hidup sejahtera di Tanah Air yang hijau lestari, di dalam dunia global yang rukun bersatu. Namun, mimpi itu masih harus terus diperjuangkan dengan keras. Sebab, bangsa ini masih didera kenyataan yang jauh dari mimpi indahnya. (ELN)
Sumber: Kompas, Jumat, 12 November 2010
No comments:
Post a Comment