Saturday, February 17, 2007

Pustaka: Membumikan Kajian Budaya

Judul Buku: Kata dan Luka Kebudayaan, Isu-Isu Gerakan Kebudayaan dan Pengetahuan Kontemporer
Editor: Teuku Kemal Fasya, Abdullah Akhyar Nasution dan Ibrahim Chalid
Pengantar: Teuku Kemal Fasya
Penerbit: USU Pres
Tahun Terbit : Cetakan Pertama, Desember 2006
Harga : Rp30.000

KESENJANGAN antara teori dan pengalaman membuka kesempatan untuk menyistemasikan kebutuhan-kebutuhan artikulatif dan reflektif dari permasalahan kemanusiaan. Titik sentrumnya menyinggung eksistensi kajian poskolonial terutama kaitan debat klasik universalitas dan lokalitas.

Ketergantungan tak mampu berswadaya tentu saja menimbulkan keragu-raguan rasional bahwa NGO sendiri sesungguhnya tidak berdaulat (otonom) untuk menentukan apa yang meski dilakukan. Muncul pertanyaan kritis, bagaimana mungkin NGO bisa mewujudkan kedaulatan rakyat dengan nilai-nilai kemandirian dan keswadayaan bagi masyarakat, sementara dirinya sendiri memiliki ketergantungan yang cukup besar?

Inilah inti dari peperangan di wilayah narasi bahwa diperlukan usaha ekstra membangun fiksi, bukan sekadar fakta. Fakta terlalu sederhana untuk harus dihadirkan kembali. Perlombaan menuju colosseum fiksi adalah sebuah sikap kritis terbaik dan sebuah keilmiahan yang cukup penting bagi masa depan tulisan humaniora.

Buku Kata dan Luka Kebudayaan, Isu-Isu Gerakan Kebudayaan dan Pengetahuan Kontemporer ini berusaha menyingkap persoalan tersebut. (*)

Sumber: Media Indonesia, Sabtu, 17 Februari 2007

No comments: