SASTRAWAN terkemuka Hamsad Rangkuti (67) mendapat perawatan selama empat jam di unit gawat darurat, Selasa (26/10) malam. Dia tergolek lemah di Ruang Bougenvile Kelas II Rumah Sakit Bhakti Yudha, Depok, Jawa Barat. Stroke menyerangnya ketika tekanan darahnya mencapai 190/130.
Hamsad Rangkuti (SATRIO NUSANTORO)
”Abang tidak bisa lagi jalan, kaki tak bisa digerakkan. Doakan Abang, semoga selama perawatan kondisi Abang bisa seperti semula. Abang bisa jalan lagi,” katanya, pekan lalu.
Terserang stroke, sastrawan yang telah meraih berbagai penghargaan sastra bergengsi di Indonesia dan di Asia Tenggara ini sepertinya tak bisa lagi mewujudkan mimpi-mimpinya, menghasilkan karya sastra yang menghibur sekaligus mencerdaskan. Padahal, cerita pendeknya selalu ditunggu-tunggu para penggemarnya.
Didampingi sang istri, Nurwindasari, harapan Hamsad masih besar untuk sembuh dari penyakit yang dideritanya agar bisa berkarya lagi. Oleh karena karya-karya itulah yang selama ini menopang ekonomi rumah tangganya dan semangat hidupnya.
Pada acara Temu Sastrawan Indonesia III di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, 28-31 Oktober 2010, Hamsad yang terkenal dengan karya Bibir dalam Pispot itu dijadwalkan memberikan pelatihan menulis cerita pendek.
”Karena tak bisa datang, sampaikan salam Abang dan mohon doa kawan-kawan,” katanya. (NAL)
Sumber: Kompas, Selasa, 2 November 2010
No comments:
Post a Comment