JAKARTA, KOMPAS - Dari 100 lebih telaah sastra yang diikutsertakan pada Sayembara Telaah Sastra Dewan Kesenian Jakarta 2009, tak satu pun yang istimewa. Tak satu pun yang benar-benar berhasil merayakan penciptaan dengan memekarkan temuan baru yang kokoh. Bahkan, yang lolos seleksi hanya 76 naskah.
Dewan juri sayembara, Jakob Sumardjo, Mudji Sutrisno SJ, dan Nirwan Ahmad Arsuka, mengatakan hal itu, Jumat (15/1) malam di Teater Studio Taman Ismail Marzuki, Jakarta. ”Untuk menjadi telaah karya yang istimewa harus ada ketajaman dalam menggali keperajinan karya, inspiratif dan orisinal, argumentasi yang meyakinkan, serta keberanian menafsir,” katanya.
Walaupun demikian, karya yang meraih penghargaan sudah memenuhi beberapa kriteria penjurian. Dewan juri menetapkan Bramantio (29), dosen Universitas Airlangga Surabaya, dengan telaah Metafiksionalitas Cala Ibi: Novel yang Bercerita dan Menulis tentang Dirinya Sendiri sebagai pemenang pertama.
Pemenang kedua, Tia Setiadi, peneliti ahli pada Parikesit Institute, dengan telaah sastra berjudul Benda-benda, Bahasa, dan Kata: Mencari Simetri Tersembunyi dalam Teman-temanku dari Atap Bahasa Karya Afrizal Malna. Pemenang ketiga, Ridha al Qadri (29), mahasiswa pascasarjana UGM, dengan judul Sapardi dan Tanda: Telaah Semiotik atas Kumpulan Puisi Kolam.
Dewan juri juga memilih empat naskah unggulan, yaitu Konvensi dan Improvisasi dalam Novel Misteri Perkawinan Maut karya S Mara Gd karya Adrianus Pristiono. Kemudian Rahasia yang Tersembunyi dalam Sajak Pembawa Matahari karya Abdul Hadi WM, ditulis Arif Hidayat, Asmara dalam Sajak Asmaradana Karya Goenawan Mohamad, yang ditulis Baban Banita, serta Dari Jagat Fantasi, Konsep-konsep Sufistik hingga Sihir Retorika atas Novel Cala Ibi, ditulis Tjahjono Widijanto.
Selain pengumuman pemenang sayembara, DKJ juga meluncurkan buku kumpulan naskah telaah sastra dari sayembara 2007 dan 2009. (NAL)
Sumber: Kompas, Sabtu, 16 Januari 2010
No comments:
Post a Comment