Saturday, January 09, 2010

Perhatian Kementerian pada Museum Minim

Hanya Membangun, Biaya Perawatan Minim

JAKARTA, KOMPAS - Sejumlah kementerian membangun museum di kawasan Taman Mini Indonesia Indah. Namun, setelah membangun museum, perhatian dan kucuran dana kementerian pada museum-museum tersebut sangat minim. Pengelolaannya pun kurang profesional.

Pengunjung melihat beragam kerajinan perunggu tradisional koleksi Museum Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah, Jumat (8/1). Pemerintah dan TMII kemarin mulai membuka Festival Museum Nusantara untuk menyemarakkan Tahun Kunjung Museum 2010. (KOMPAS/LUCKY PRANSISKA)

Di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, ada 17 museum. Beberapa di antaranya dibangun kementerian. Namun, akibat minimnya kucuran dana dan pengelolaan yang kurang profesional, sebagian museum tersebut dikunjungi sedikit masyarakat.

Bahkan, ada museum yang kunjungannya kurang dari 5.000 orang per tahun. Di sisi lain, ada pula museum yang kurang terawat dan atapnya bocor.

”Pencanangan Gerakan Nasional Cinta Museum mulai 2010 menjadi tonggak untuk meningkatkan pengelolaan museum,” kata Direktur Permuseuman Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI Intan Mardiana, di Jakarta, Jumat (8/1).

Direktur Utama TMII Sugiono pada acara pembukaan Festival Museum Nusantara menegaskan, pihaknya berusaha menjawab apa yang diinginkan masyarakat. Festival Museum Nusantara merupakan momentum awal bagaimana meningkatkan kesadaran dan apresiasi masyarakat terhadap nilai penting budaya bangsa.

”Di luar, di negara-negara maju, museum-museum sangat mewah dan pengunjung antre. Di sini (Indonesia) dibayarkan masuk museum tak mau. Hal seperti ini sangat kita sayangkan,” ujarnya.

Secara terpisah, Koordinator Unit Kerja Departemen, kementerian negara dan BUMN, Badan Pengelola dan Pengembangan TMII Arief Djoko Budiono mengakui perhatian departemen, BUMN, dan kementerian negara terhadap museum-museum di kawasan TMII rata-rata sama. Belum optimal.

”Yang perlu dioptimalkan sehingga pengelolaannya lebih baik adalah soal organisasi, tata kerja, dan program kerja terkait divisi masing-masing. Keberadaan museum baru terbatas terawat. Belum menggali, meneliti, dan menambah koleksi. Dalam hal ini diharapkan keterpanggilan dan kepedulian, bagaimana departemen tergerak mengoptimalkannya,” kata Arief Djoko Budiono.

Dikatakannya, beberapa museum sudah menjadi unit pelaksana teknis dari kementerian sehingga keberadaan museum agak lebih baik. Adapun pihak TMII hanya sebagai fasilitator. Sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia, mestinya keberadaan museum perlu mendapat perhatian yang seharusnya.

150 unit

Arief Djoko Budiono mengatakan, rumah-rumah tradisional dari 33 provinsi yang berjumlah sedikitnya 150 unit sebenarnya juga merupakan museum arsitektur rumah tradisional, yang menarik jadi bahan studi dan penelitian.

Selama Tahun Kunjung Museum 2010, pengelola TMII menargetkan pengunjung museum 2,5 juta dan jika digabung dengan pengunjung TMII sebanyak 7 juta orang. Festival Museum Nusantara akan diisi dengan berbagai kegiatan dan acara menarik, antara lain pameran, workshop, lomba, seminar, talk show dan bedah buku. (NAL)

Sumber: Kompas, Sabtu, 9 Januari 2010

No comments: