KABAR rencana penjualan rumah Bung Karno semasa kecil di Blitar, Jawa Timur, cukup mengejutkan banyak pihak. Di tengah kemelut rumah keluarga besar proklamasi RI itu, di Jakarta justru ada upaya untuk membangun kembali tempat kediaman Bung Karno di Jalan Pegangsaan Timur (kini Jalan Proklamasi, red) No 56, Jakarta Pusat. Padahal, konon dahulu Bung Karno sendiri yang memerintahkan rumah itu untuk dihancurkan.
Duplikat tugu peringatan setahun Proklamasi Kemerdekaan berdiri di salah satu sudut Taman Proklamator di Jalan Proklamasi, Jakarta. Tugu ini pernah dirobohkan pada 1960 dan dibangun kembali pada tahun 1972. Sementara itu, di sebelah kiri berdiri Monumen Proklamator Kemerdekaan dan Tugu Petir (kanan) yang diresmikan pada 1961 menandai lokasi berdirinya Soekarno-Hatta membacakan naskah proklamasi kemerdekaan. (SP/Alex Suban)
Keinginan untuk membangun kembali bangunan bersejarah itu dikemukakan dalam seminar Rekonstruksi Rumah Bung Karno, yang berlangsung 19-20 Agustus di Hotel Cemara, Jakarta Pusat. Seminar yang diselenggarakan oleh Unit Pengelola Museum Nasional Provinsi DKI menghadirkan sejumlah pembicara di antaranya Prof Dr A Sobhana Hardjasaputra dari Puslit Kesejarahan dan Kebudayaan Universitas Padjadjaran, arkeologi Drs Dirman Surachman, Prof Dr Susanto Zuhdi dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI, serta Rusdi Husin dari Museum PETA, Bogor. Turut hadir sejumlah saksi dan pelaku sejarah seperti Herman Sarens Sudiro. Sebagian besar mendukung keinginan untuk membangun kembali rumah Bung Karno sebagai bagian dari bukti sejarah lahirnya negara Indonesia.
"Rumah Bung Karno memiliki nilai sejarah bagi bangsa Indonesia. Di sana berlangsung berbagai peristiwa penting yang merupakan tonggak kemerdekaan Indonesia. Karena itu, penting rumah itu di- rekonstruksi, yaitu untuk menggugah dan meningkatkan kesadaran sejarah pada bangsa Indonesia," kata Sobhana.
Pembelajaran Sejarah
Lebih lanjut, dia mengatakan, dengan dibangunnya kembali replika rumah Bung Karno tersebut akan menjadi salah satu media pembelajaran sejarah yang mendorong timbulnya kesadaran sejarah khususnya pada generasi sekarang dan generasi yang akan datang.
Selain itu, keberadaan rumah yang menjadi gedung proklamasi akan menjadi bukti nyata bagi generasi sekarang, bukan hanya berupa foto dalam dokumen tertulis atau visual. Pendapat senada juga dikemukakan oleh Dirman, Susanto dan Rusdi.
"Seyogianya di Pegangsaan Timur 56 dapat dibangun suatu memorial museum tentu dengan membangun kembali rumah tinggal Bung Karno ditambah bangunan lain untuk fasilitas tambahan pelukisan perjalanan bangsa Indonesia memperjuangkan kemerdekaan," kata Dirman. [W-10]
Sumber: Suara Pembaruan, Jumat, 22 Agustus 2008
No comments:
Post a Comment