Thursday, August 07, 2008

Ekskavasi Trowulan: Sejumlah Peninggalan Majapahit Ditemukan

Mojokerto, Kompas - Penelitian Arkeologi Terpadu atau PATI I yang dilakukan oleh Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Hasanuddin, dan Universitas Udayana di situs Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, hingga Rabu (6/8), menghasilkan sejumlah temuan. Pada penggalian hari keenam itu, tim gabungan telah menemukan sumur, kanal air, pecahan tembikar, pecahan keramik, dan pecahan logam yang melengkapi temuan beberapa hari sebelumnya.

Sejumlah temuan yang telah berhasil diangkat ke atas permukaan tanah kemudian dibersihkan oleh sejumlah peneliti dan dijemur di bawah sinar matahari. Namun, hingga kini belum dapat dilakukan analisa lebih jauh soal perkiraan umur barang-barang temuan itu, termasuk menentukan jenis logam apa yang sudah ditemukan.

Penanggung jawab PATI I, Irma M Johan, Rabu kemarin, menyebutkan, tujuan penggalian masih diarahkan untuk mengungkapkan di mana sebetulnya lokasi kedaton Majapahit. Ketua Departemen Arkeologi UI itu menyebutkan, hingga saat ini yang dirasakan kerap menjadi kendala adalah upaya untuk menentukan umur peninggalan barang-barang tersebut.

Pasalnya, analisa untuk menentukan umur barang-barang peninggalan dengan menggunakan teknik analisa bekas-bekas karbon yang ditinggalkan masih harus dilakukan di luar negeri.

”Kalau hanya analisa pollen (serbuk sari tanaman) bisa dilakukan di Indonesia, tetapi kalau karbon masih harus keluar negeri,” ujar Irma. Kendala itu makin membesar karena biaya yang dibutuhkan untuk melakukan analisa di luar negeri secara otomatis akan membengkak.

Struktur bangunan

Fokus penggalian terutama dilakukan untuk menemukan struktur bangunan yang berkaitan dengan tujuan penggalian itu. ”Orientasi kami selama melakukan penggalian memang hanya mencari struktur,” kata Andini Perdana, mahasiswi Jurusan Arkeologi Universitas Hasanuddin, Makassar, yang terlibat dalam pengalian itu.

Dalam penggalian tersebut, temuan yang menjadi catatan kuat adalah bukti adanya batu bata besar dalam dua ukuran yang berbeda. Pertama adalah batu bata ukuran 34 cm x 77 cm x 7 cm dan ukuran 31 cm x 18 cm x 8 cm.

Diyakini, batu bata dengan ukuran yang lebih besar berasal dari masa Kerajaan Majapahit yang lebih tua. Namun, temuan itu belum dapat dipastikan berasal dari tahun berapa di antara masa Kerajaan Majapahit yang berjaya antara abad ke-13 dan abad ke-15. (INK)

Sumber: Kompas, Kamis, 7 Agustus 2008

No comments: