TANJUNGPINANG, KOMPAS - Keberadaan penyair, seniman, dan sastrawan di Kabupaten Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, dirasakan pemerintah setempat memberikan andil besar dalam pembangunan di bidang kebudayaan. Karena itu, berbagai kegiatan kesastraan selalu mendapat dukungan.
”Para penyair, seniman, dan sastrawan telah memberi arti bagi kemajuan pembangunan. Apalagi, Kota Tanjungpinang telah mencanangkan sebagai Negeri Pantun. Sebagai kota yang kental dengan kebudayaan Melayu,” kata Wali Kota Tanjungpinang Hajjah Suryatati A Manan, Kamis (28/8) di Tanjungpinang.
Pemerintah Kota Tanjungpinang kerap menggelar kegiatan sastra-budaya. Terakhir adalah kegiatan Tarung Penyair Panggung, Rabu (27/8) malam, di Gedung Kesenian Aisyah Sulaiman, Tanjungpinang.
Sepuluh penyair terkemuka yang berdomisili di Kota Tanjungpinang, seperti Machzumi Dawood, Tusiran Suseno, Hoesnizar Hood, Lawen Newal, Teja Alhabd, Bhinneka Surya, Efiar M Amin, Said Parman, Safaruddin, dan Heru Untung Laksono, dipertemukan dalam satu panggung. ”Kemampuan mereka dalam membaca puisi diperlombakan,” kata Ketua Dewan Juri Tarung Penyair Panggung, Hamsad Rangkuti.
Ketua Panitia Pelaksana, Asrizal Nur, mengatakan, Tarung Penyair Panggung dilaksanakan atas apresiasi Pemerintah Kota Tanjungpinang terhadap dedikasi penyair dan sekaligus merangsang giatnya kembali tradisi pembacaan puisi yang atraktif, yang dulu telah dimulai oleh Presiden, penyair Sutardji Calzoum Bachri dan Ibrahim Sattah. (NAL)
Sumber: Kompas, Jumat, 29 Agustus 2008
No comments:
Post a Comment