SATU lagi sejarah kesusastraan Indonesia terukir di kolong langit Negeri Serumpun Sebalai. Setelah Novel Laskar Pelangi karangan Andrea Hirata asal Babel meledak seantero Nusantara bahkan ke berbagai belahan dunia, kini seorang gadis cilik asal Pangkalpinang yang baru saja menginjak usia 9 tahun berhasil menciptakan sejarah baru dengan meraih titel sebagai novelis termuda di Indonesia.
Aulia Oktadiputri namanya. Lantaran sukses merampungkan novel perdananya yang bertajuk "Ralesias School Gank", putri pasangan Hongky Listiyadhi dan Endang Sri Hastuti ini didaulat bakal menjadi penulis potensial di kemudian hari.
Saat launching novel perdananya di Pink Cafe, Sabtu (9/8), bocah mungil yang akrab disapa Putri ini tak mampu menyembunyikan kegembiraannya. Senyum selalu menghiasi wajah lucu nan cantik itu. Maklum saja, puluhan teman satu sekolahnya seta puluhan tamu undangan yang hadir begitu memuji-muji siswi SDN 3 Pangkalpinang itu. Tak main-main, hadir diantara tamu undangan antara lain Budayawan Suhaimi Sulaiman, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pangkalpinang Akhmad Elvian, serta mantan wartawan senior Kompas Joseph Pamudji.
Novel karya Putri yang banyak mengisahkan aktivitas sehari-hari di sekolah dasar itu memang patut diberikan apresiasi setinggi-tingginya. Bahkan pengamat pendidikan, seni dan budaya Willy Siswanto yang juga mengeditori novel tersebut tak sungkan-sungkan memuji Putri setinggi langit. Willy menilai, permainan imajinasi dan ide-ide kreatif Putri akan mengantarkan pembaca novel itu pada sebuah pengalaman yang luar biasa. Latar belakang anak-anak yang diungkapkan Putri seolaholah mengajak seluruh anak di negeri ini untuk berkreasi dan membuktikan diri bahwa anakanak Negeri Serumpun Sebalai merupakan generasi mumpuni dalam berbagai bidang termasuk kesusastraan.
"Bayangkan, di umur 9 tahun seperti ini Putri sudah berhasil menulis dan menerbitkan novel. Kenyataan ini merupakan suatu momentum bahwa imajinasi anak-anak negeri seperti Putri tak dapat kita kesampingkan. Untuk itu, segala pihak terkait termasuk pemerintah harus tanggap dan memperhatikan fenomena ini. Satu hal yang patut kita perhatikan juga bahwa karya Putri ini seolah-olah merangsang anak-anak lainya untuk menulis dan menulis," ungkap Willy.
Budayawan Suhaimi Sulaiman menambahkan bahwa negeri ini patut berbangga telah memiliki generasi yang luar biasa dalam bidang kesusastraan. Ia memberikan gambaran masa lalu, bahwa dulu di Babel pernah muncul seorang novelis perempuan yang juga luar biasa. Dialah Hamidah, seorang sastrawan angkatan 20-an yang telah menggegerkan dunia sastra dengan Novel "Kehilangan Mustika".
"Dan kini, muncul Hamidah baru yang lebih luar biasa sebab umurnya baru sembilan tahun. Dialah anak kita, Putri. Saya berharap, ke depan bisa muncul PutriPutri yang lain. Kuncinya bagaimana, bahwa membaca dan menulis harus menjadi prioritas dalam kurikulum pendidikan kita. Anak-anak harus dibiasakan membaca dan menulis. Sebab dengan itu, imajinasi dan kreatifitas mereka dapat mengembara," kata Suhaimi.
Sementara dalam paparan singkatnya, Putri mengaku butuh waktu enam bulan dalam menyelesaikan novel perdananya itu. Ia mengatakan, ide menulis novel tersebut muncul lantaran banyak sekali imajinasi yang ada di pikiranya. Dengan bahasa-bahasa yang sederhana, dengan bantuan dan bimbingan orang yang mengerti dan profesional, akhirnya novel yang diterbitkan oleh Yayasan Lawang itu berhasil dilempar ke pasaran. Kini, novel Relesias School Gank dapat dijumpai di TB Gramedia dengan harga yang terjangkau.
"Aku mau ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang sudah membantu hingga novel ini dapat diterbitkan. Terimakasih juga kepada temanteman serta guru-guru yang kusayang. Aku harap, novel ini dapat menjadi bahan bacaan yang baik dan bermanfaat bagi temanteman," tutur putri dengan nada lugu.
Rico Ariaputra
Sumber: Kompas Entertainment, Sabtu, 9 Agustus 2008
No comments:
Post a Comment