Sunday, March 06, 2011

Dua Dekade Kepergian Miles...

-- Jay Subiyakto

KALA itu 13 juli 1990, Statenhal hari kedua perhelatan North Sea Jazz Festival di Den Haag, Belanda. Sosok paling fenomenal dalam sejarah jazz dunia dijadwal akan muncul pada pukul 00.45 hingga 02.30. Rasa kantuk sekejap sirna demi cita-cita sejak dulu untuk mengabadikan ikon jazz termasyhur abad ke-20, Miles Dewey Davis III.

Miles Davis kelahiran Alton, Illinois, 26 Mei 1926, adalah ”Picasso” dunia jazz yang melahirkan bebop, cool jazz, hard bop, modal jazz, hingga jazz fusion dalam perkembangan musik jazz. Bahkan, album awal Miles 1951, ”Blue Period”, mengambil judul yang merupakan istilah Picasso ketika ia hanya melukis menggunakan warna biru pada satu masa dalam kariernya.

Awal Maret ini Jakarta kembali menghadirkan Java Jazz Festival, sebuah hajatan yang terinspirasi North Sea Jazz Festival besutan Paul Acket yang dimulai pada tahun 1976. Pada tahun 1990 itu pula lima band dari Indonesia, Trigonia, Elfa Singers, Bambang Nugroho Band, Ireng Maulana Band, dan The Indonesian All Stars Band, mengisi festival ini di Rembrandt Zaal.

Kebetulan tahun 2011 merupakan peringatan 20 tahun kepergian Miles (28 September 1991), tepat setahun dua bulan setelah konsernya di North Sea Jazz Festival.

Walaupun Java Jazz tidak memperingatinya, rasanya ada yang kurang bila kita melewati pencapaian Miles setelah dua dasawarsa kepergiannya.

Tak kurang dari John Coltrane, Dizzy Gillespie, Wayne Shorter, Gil Evans, Chick Corea, Branford Marsalis, Bill Eckstine, Max Roach, Joe Zawinul, John McLaughlin, Herbie Hancock, Billy Cobham, John Scofield, George Duke, Keith Jarrett, Kei Akagi, Darryl Jones, dan Scritti Politti pernah bekerja sama direntang karier Miles yang berawal dari tahun 1944 hingga akhir hayatnya.

Sembilan Grammy Award telah ia raih sejak tahun 1960, termasuk Lifetime Achievement Award pada tahun 1990, serta tiga Grammy Hall of Fame Awards. Sebanyak 48 album ia ciptakan dari tahun 1945 hingga 1991, belum termasuk album kompilasi dan live concerts. Album-album fenomenal Miles adalah Kind of Blue (1959), Bitches Brew (1969), dan Tutu (1986).

Miles is cool…. Ia menjadi semacam metafor kekinian karena mungkin saja aspek cool berada pada waktu dan tempat yang tepat, sebuah masa datang dan masa lalu dalam konteks seorang visionaris yang selalu selangkah lebih awal dari masanya.

Munculnya album Birth of the Cool (Capitol) tahun 1950 menandakan suatu gerakan yang mengubah dominasi bebop dan hard bop. Miles adalah musisi, trompeter, komposer, arranger, produser, dan seorang modernis. Dinamika hayatnya penuh dengan kontroversi dari perceraian, narkoba, kecanduan seks, hingga hidup sebagai hermit. Selalu mengenakan kacamata hitam, tidak berkata sepatah kata pun, menunduk, dan memunggungi penonton merupakan ciri aksi panggungnya. Tanpa Miles, Jazz tidak cool lagi….

Sumber: Kompas, Minggu, 6 Maret 2011

No comments: