Jakarta, Kompas - Yayasan Dokumentasi Sastra HB Jassin siap menutup pusat dokumentasi sastra yang selama ini mereka kelola jika Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hanya memberikan anggaran Rp 50 juta per tahun. Anggaran sekecil itu tak cukup untuk mengelola dokumentasi sastra.
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo (kanan) didampingi Ajip Rosidi saat melihat ruang penyimpanan koleksi Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Senin (21/3). Gubernur Fauzi Bowo berjanji akan memberikan dana Rp 1 miliar. (KOMPAS/WISNU WIDIANTORO)
Dengan anggaran minim yang diberikan selama ini, pihak yayasan sudah menguras uang tabungan hingga Rp 500 juta.
”Tabungan kami sudah kosong. Tidak ada lagi dana yang bisa diambil untuk menutup kekurangan dana operasional PDS HB Jassin,” kata Dewan Pembina Yayasan Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin, Ajip Rosidi, kepada Kompas, Senin (21/3) di Jakarta.
Keputusan untuk menutup PDS HB Jassin diambil setelah pengurus Yayasan Dokumentasi Sastra HB Jassin menggelar rapat pada Senin pagi.
Menurut Ajip, kalau tidak ada komitmen dari pemerintah untuk menyelamatkan PDS HB Jassin dengan mengucurkan dana yang cukup, mereka tidak punya pilihan selain menutup pusat dokumentasi yang sudah berdiri sejak tahun 1977 itu. Menurut Ajip, Pemprov DKI Jakarta kurang memiliki komitmen untuk melestarikan koleksi yang ada di PDS HB Jassin.
Buktinya, anggaran untuk PDS HB Jassin terus dikurangi. Ajip bercerita tahun 2003, ketika Gubernur DKI masih Sutiyoso, mereka mendapat dana Rp 500 juta per tahun. Namun begitu Fauzi Bowo naik menjadi Gubernur DKI Jakarta, pada tahun 2007 anggaran untuk PDS HB Jassin dipotong 50 persen menjadi tinggal Rp 250 juta. ”Setelah saya protes, gubernur akhirnya menambah Rp 100 juta hingga menjadi Rp 350 juta,” kata Ajip.
Pada tahun 2008, dana yang dikucurkan tetap Rp 350 juta, tetapi tahun 2009 dipotong menjadi Rp 175 juta. Tahun berikutnya, tahun 2010, anggaran itu turun lagi menjadi Rp 165 juta.
Ironisnya, pada tahun 2011 anggaran untuk PDS HB Jassin justru merosot tajam hingga tinggal Rp 50 juta. Keputusan itu ditandatangani oleh Fauzi Bowo sendiri.
Senin siang, Fauzi Bowo mendadak berkunjung ke PDS HB Jassin untuk bertemu dengan pengelola pusat dokumentasi tersebut. Kepada Ajip, Gubernur Fauzi Bowo berjanji akan memberikan dana Rp 1 miliar yang diperlukan PDS HB Jassin. Namun, banyak pihak menyangsikan janji pemerintah untuk mengucurkan dana tersebut.
Tambahan dana
Fauzi Bowo mengatakan, PDS HB Jassin tak boleh tutup karena perannya sangat penting bagi perkembangan sastra di Tanah Air. Oleh karena itu, Pemprov DKI Jakarta akan memberikan tambahan dana melalui anggaran perubahan pada tahun ini.
”Kucuran dana Rp 50 juta untuk PDS HB Jassin merupakan kesalahan akibat adanya reorganisasi,” kata Fauzi Bowo.
Selama ini, menurut Fauzi Bowo, PDS HB Jassin berada di bawah dinas kebudayaan. Setelah dinas tersebut dilebur ke dinas kebudayaan dan pariwisata, perpustakaan menjadi luput dari perhatian.
”Barangkali dia akan lebih te- pat jika berada di bawah Badan Perpustakaan dan Arsip DKI,” kata Fauzi Bowo. (IND/ARN)
Sumber: Kompas, Selasa, 22 Maret 2011
No comments:
Post a Comment