Tuesday, March 29, 2011

Obituari: Novelis Ratna Indraswari Pun Tiada

MALANG, KOMPAS - Sastra Tanah Air kehilangan salah satu penyokongnya. Cerpenis, novelis, sekaligus budayawan Ratna Indraswari Ibrahim (62) meninggal dunia dan dimakamkan hari Senin (28/3). Seniman, budayawan, aktivis, kelompok difabel, hingga politisi mengiringi pemakamannya di Tempat Pemakaman Umum Samaan, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur.

Pemberangkatan jenazah berlangsung pukul 14.00 di rumah duka di Jalan Diponegoro No 3, dipimpin adik kandung almarhumah, Saiful Bahri Ibrahim. Saiful pula yang mendampingi Ratna selama dirawat di Rumah Sakit Syaiful Anwar karena stroke.

”Sampai Sabtu sore saya masih memijiti pundaknya, namun tiba-tiba seperti hilang kesadaran. Ratna diketahui meninggal hari Senin,” kata Titik Qomariyah, mantan wartawan Surabaya Post, sahabat almarhum, kemarin.

Saiful berujar, ”Kami sempat ngobrol, ’Belum saatnya kau pergi. Kamu masih akan bertahan lama seperti novel dan cerpen- cerpen kamu’,” katanya.

Pesan terakhir almarhum, ia ingin ada semacam ”Borobudur” di Malang, sesuatu yang dikenang dari Malang.

Selain penulis, Ratna juga dikenal sebagai pejuang lingkungan di Malang Raya. Saat anak-anak muda menentang penggerusan ruang terbuka hijau di lahan eks APP Tanjung Malang, Ratna— yang difabel dan harus duduk di kursi roda sejak berusia 10 tahun— berada di barisan terdepan. Aksi itu menginspirasi novelnya, Lemah Tanjung (2003).

Karya-karya lainnya antara lain Pecinan Kota Malang (2008) dan Bukan Pinang Dibelah Dua (2003). Setidaknya, ada 400-an kisah pendek karyanya. Cerpennya tiga kali berturut-turut masuk antologi cerpen pilihan Kompas (1993-1996) dan antologi cerpen perempuan ASEAN (1996).

(ODY/DIA)

Sumber: Kompas, Selasa, 29 Maret 2011

No comments: